Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Evolusi Peran Dakwah Perempuan dalam Islam dari Sejarah hingga Masa Kini

Opini , Jurnalis-Rabu, 29 Mei 2024 |08:19 WIB
Evolusi Peran Dakwah Perempuan dalam Islam dari Sejarah hingga Masa Kini
Ilustrasi peran dakwah perempuan dalam sejarah Islam. (Foto: Shutterstock)
A
A
A

Peran Wanita dalam Dakwah

Islam menepatkan empat wanita terbaik dalam sejarah peradaban dakwah. Mereka adalah para wanita yang tetap teguh dalam membela tauhid, yakni:

1. Asiyah binti Muzahim (istri Fir'aun)

2. Maryam binti Imron (ibunda Nabi Isa)

3. Khodijah binti Khuwailid (istri pertama Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wassallam)

4. Fathimah binti Muhammad (anak Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wassallam)

Mereka semua adalah wanita-wanita hebat yang menempatkan hati sepenuhnya, hanya kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala dan agama Islam.

Adalah Asiyah binti Muzahim wanita yang menjadi istri dari seorang raja yang sombong dan bengis, yang menginginkan dirinya menjadi Tuhan. Singkat cerita setelah Fir’aun mengetahui bahwa istrinya tidak mau mengakui dirinya Tuhan dan lebih memilih menyembah Tuhan dari Nabi Musa, maka Fir’aun merencanakan penyiksaan dan pembunuhan kepada Asiyah.

Asiyah tetap sabar dan teguh dalam menghadapi segala bentuk penyiksaan. Asiyah meninggal dalam kondisi memegang teguh keimanannya. Kisah Asiyah diabadikan oleh Allah Subhanahu wa Ta'ala di dalam Alquran Surat At-Tahrim Ayat 11, ayat tersebut adalah perkataan Asiyah ketika disiksa oleh Fir’aun.

Kemudian yang kedua ialah ibunda mulia yang melahirkan seorang Nabi dan Rasul tanpa seorang ayah. Adalah Maryam binti Imron, ia adalah seorang anak yang telah dinanti nantikan oleh keluarga Imron setelah sekian lamanya tidak memiliki keturunan. Maryam adalah seorang wanita yang sangat terjaga kesuciannya, bahkan Maryam sangat dijaga oleh Allah. Lalu saat itu Allah menguji Maryam dengan berita akan lahirnya seorang bayi dari perut Maryam, padahal tidak pernah ada satu pun seorang laki-laki yang menyentuh Maryam, namun semua itu atas kehendak Allah.

Cobaaan silih berganti datang kepada Maryam, para kaumnya mencemooh Maryam atas kehamilannya. Namun karena kebeningan hati dan kesabaran Maryam, keluarlah bukti dan tanda-tanda kekuasaan Allah. Yaitu setelah bayi tersebut lahir ia dapat berbicara kepada kaumnya serta menjadi Nabi dan Rasul di kemudian hari, bayi itu ialah Nabi Isa.

Selanjutnya adalah seorang wanita yang pertama kali beriman. Adalah Khodijah binti Khuwalid, wanita pertama yang menjadi istri Rasulullah, yang pertama kali bersyahadat di dalam Islam, dan menjadi wanita yang sangat dicintai oleh Rasul. Bahkan Allah menitipkan salam lewat Jibril kepada Khadijah. Khadijah adalah seorang wanita yang memiliki peran penting di dalam dakwah. Ia adalah wanita yang paling tinggi keikhlasannya dalam menemani dakwah Rasulullah dimana saat itu adalah masa awal sulitnya dakwah Islam.

Khadijah juga menjadi wanita yang rela menginfakkan seluruh hartanya di jalan dakwah. Bahkan Khadijah rela menginfakkan rumah yang ia singgahi untuk dijadikan tempat hiruk pikuk belajarnya para sahabat dan Rasulullah. Allah sendiri telah menjamin dibangunkannya rumah khusus untuk Khadijah di surga sebagai pengganti rumahnya yang semasa di dunia digunakan untuk berkontribusi dalam dakwah.

Yang terakhir adalah anak dari seorang Rasul yang paling mulia. Ialah Fathimah Az Zahra binti Muhammad, wanita sekaligus anak yang paling dicintai oleh Rasul. Fathimah lahir dari rahim seorang wanita mulia dan ahli surga, Khadijah binti Khuwalid ibundanya. Fathimah hidup dalam lingkungan jahiliyah yang sangat rusak akhlaknya. Namun karena keshalihahan ibunya, Fathimah tumbuh dalam didikan yang baik, dan mampu menjadi wanita yang terjaga kesuciannya. Ia bahkan hanya mengenal satu laki-laki yaitu bapaknya Nabi Muhammad.

Begitulah kira-kira kisah dari para wanita terbaik sepanjang peradaban, namun masih banyak juga para wanita dari kalangan shahabiyah yang memiliki andil yang besar di dalam Islam. Seperti 10 para ibunda kaum muslimin yang menjadi teladan dalam segala aspek kehidupan berumah tangga. Banyak juga yang meriwayatkan hadits, seperti Aisyah binti Abu Bakar yang menjadi periwayat hadits terbanyak dari kaum wanita. Ada juga Asma’ binti Abu Bakar yang rela menempuh jauhnya perjalanan dalam kondisi hamil untuk mengantarkan makanan kepada Rasul dan Abu Bakar yang sedang bersembunyi di dalam Gua Tsur. 

Halaman:
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita muslim lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement