Tata Cara Puasa Tarwiyah
1. Dikerjakan pada 8 Dzulhijjah
Bagi umat Islam yang tidak berhaji atau wukuf di Padang Arafah, pastikan di daerah tempat tinggalnya sudah memasuki 8 Dzulhijjah.
2. Niat puasa Tarwiyah
Sebagaimana puasa pada bulan Ramadhan atau puasa sunnah lainnya, tata cara melaksanakan puasa Tarwiyah juga sama. Dimulai dari waktu subuh sampai magrib.
Apabila belum sempat niat dan bangunnya usai imsak atau subuh, bisa langsung berniat puasa sunnah dengan catatan belum makan, minum, atau mengerjakan hal-hal yang bisa membatalkan puasa.
Niat sendiri memiliki arti al-qashdu atau keinginan. Niat puasa berarti keinginan untuk berpuasa. Letak niat adalah di dalam hati, tidak cukup dalam lisan, tidak disyaratkan melafadzkan niat. Berarti niat dalam hati saja sudah teranggap sahnya.
Muhammad Al Hishni berkata:
لاَ يَصِحُّ الصَّوْمَ إِلاَّ بِالنِّيَّةِ لِلْخَبَرِ، وَمَحَلُّهَا القَلْبُ، وَلاَ يُشْتَرَطُ النُّطْقُ بِهَا بِلاَ خِلاَفٍ
Artinya: "Puasa tidaklah sah kecuali dengan niat karena ada hadits yang mengharuskan hal ini. Letak niat adalah di dalam hati dan tidak disyaratkan dilafazkan." (Kifayah Al-Akhyar, halaman 248)
3. Menjaga diri dari hal-hal yang membatalkan puasa
Setelah berniat pada malam hari, kemudian melakukan makan sahur. Kemudian hal yang paling penting dalam menjalankan serangkaian puasa Arrafah adalah menghindari dari hal-hal yang membatalkan puasa hingga waktunya berbuka.
Di antaranya adalah menahan diri dari makan dan minum, menahan diri dari berhubungan intim (jimak) suami istri, hingga menahan diri dari muntah dengan sengaja.
Wallahu a'lam bisshawab.
(Hantoro)