Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Tata Cara Puasa Arafah 2024 Lengkap dengan Niatnya

Hantoro , Jurnalis-Jum'at, 07 Juni 2024 |16:20 WIB
Tata Cara Puasa Arafah 2024 Lengkap dengan Niatnya
Ilustrasi tata cara puasa Arafah 2024. (Foto: Freepik)
A
A
A

TATA cara puasa Arafah 2024 lengkap dengan niatnya bisa disimak di sini. Menjelang hari raya Idul Adha, Muslimin yang tidak menunaikan ibadah haji disunnahkan mengerjakan ibadah puasa Tarwiyah (8 Dzulhijjah) dan puasa Arafah (9 Dzulhijjah).

Dilansir laman Rumaysho, Ustadz Muhammad Abduh Tuasikal M.Sc mengungkapkan bahwa fadhilah puasa Arafah bisa mengampunkan dosa setahun yang lalu dan setahun yang akan datang. 

Dalilnya berdasarkan riwayat dari Abu Qotadah, Nabi Muhammad Shallallahu 'alaihi wassallam bersabda:

صِيَامُ يَوْمِ عَرَفَةَ أَحْتَسِبُ عَلَى اللَّهِ أَنْ يُكَفِّرَ السَّنَةَ الَّتِى قَبْلَهُ وَالسَّنَةَ الَّتِى بَعْدَهُ وَصِيَامُ يَوْمِ عَاشُورَاءَ أَحْتَسِبُ عَلَى اللَّهِ أَنْ يُكَفِّرَ السَّنَةَ الَّتِى قَبْلَهُ

Artinya: "Puasa Arafah dapat menghapuskan dosa setahun yang lalu dan setahun akan datang. Puasa Asyura akan menghapuskan dosa setahun yang lalu." (HR Muslim Nomor 1162) 

Info grafis keutamaan hari Arafah. (Foto: Okezone)

Tata Cara Puasa Arafah

1. Dikerjakan pada 9 Dzulhijjah

Bagi umat Islam yang tidak berhaji atau wukuf di Padang Arafah, pastikan di daerah tempat tinggalnya sudah memasuki 9 Dzulhijjah.

2. Niat puasa Arafah

Sebagaimana puasa pada bulan Ramadhan atau puasa sunnah lainnya, tata cara melaksanakan puasa Arafah juga sama. Dimulai dari waktu subuh sampai magrib.

Apabila belum sempat niat dan bangunnya usai imsak atau subuh, bisa langsung berniat puasa sunnah dengan catatan belum makan, minum, atau mengerjakan hal-hal yang bisa membatalkan puasa.

Berikut ini bacaan niat puasa Arafah yang dikenal kaum Muslimin di Indonesia:

نَوَيْتُ صَوْمَ غَدٍ عَنْ أَدَاءِ سُنَّةِ يَوْمِ عَرَفَةَ لِلهِ تَعَالَ

Arab Latin: Nawaitu souma ghadin 'an ada'i sunnati Arafah lillahi ta'ala.

Artinya: "Aku niat puasa sunnah Arafah esok hari karena Allah Ta'ala."

Pada dasarnya niat puasa tidak perlu diucapkan. Niat sendiri memiliki arti al-qashdu atau keinginan. Niat puasa berarti keinginan untuk berpuasa.

Letak niat adalah di dalam hati, tidak cukup dalam lisan, tidak disyaratkan melafadzkan niat. Berarti niat dalam hati saja sudah teranggap sahnya.

Muhammad Al Hishni berkata:

لاَ يَصِحُّ الصَّوْمَ إِلاَّ بِالنِّيَّةِ لِلْخَبَرِ، وَمَحَلُّهَا القَلْبُ، وَلاَ يُشْتَرَطُ النُّطْقُ بِهَا بِلاَ خِلاَفٍ

Artinya: "Puasa tidaklah sah kecuali dengan niat karena ada hadits yang mengharuskan hal ini. Letak niat adalah di dalam hati dan tidak disyaratkan dilafazkan." (Kifayah Al-Akhyar, halaman 248)

3. Menjaga diri dari hal-hal yang membatalkan puasa

Setelah berniat pada malam hari, kemudian melakukan makan sahur. Kemudian hal yang paling penting dalam menjalankan serangkaian puasa Arrafah adalah menghindari dari hal-hal yang membatalkan puasa hingga waktunya berbuka.

Di antaranya adalah menahan diri dari makan dan minum, menahan diri dari berhubungan intim (jimak) suami istri, hingga menahan diri dari muntah dengan sengaja. 

Lebih bagus memperbanyak berdzikir dan berdoa saja selama puasa Arafah, karena saat itu diyakini salah satu hari ijabah doa.

Doa terbaik di hari Arafah adalah bacaan Laa ilaha illallah. Dari ‘Amr bin Syu’aib, dari ayahnya, dari kakeknya, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wassallam bersabda:

خَيْرُ الدُّعَاءِ دُعَاءُ يَوْمِ عَرَفَةَ وَخَيْرُ مَا قُلْتُ أَنَا وَالنَّبِيُّونَ مِنْ قَبْلِى لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيكَ لَهُ لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَىْءٍ قَدِيرٌ

Artinya: "Sebaik-baik doa adalah doa pada hari Arafah. Dan sebaik-baik yang kuucapkan, begitu pula diucapkan oleh para Nabi sebelumku adalah ucapan 'Laa ilaha illallah wahdahu laa syarika lah, lahul mulku walahul hamdu wa huwa ‘ala kulli sya-in qodiir (Tidak ada sesembahan yang berhak disembah kecuali Allah semata, tidak ada sekutu bagi-Nya. Miliki-Nya segala kerajaan, segala pujian dan Allah yang menguasai segala sesuatu)'." (HR Tirmidzi Nomor 3585; Ahmad, 2:210. Syekh Al Albani menyatakan hadis ini sahih dilihat dari syawahid atau penguat-penguatnya, lihat Silsilah Al-Ahadits Ash-Shahihah Nomor 1503, 4:8)

Dari 'Ali radhiyallahu ‘anhu secara marfu’, sampai kepada Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wassallam, disebutkan hadits:

أَفْضَلُ مَا قُلْتُ أَنَا وَ النَّبِيُّوْنَ عَشِيَّةَ عَرَفَةَ : لاَ إِلَهَ إِلاَّ الله وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ ، لَهُ المُلْكُ وَ لَهُ الحَمْدُ ، وَ هُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْر

Artinya: "Kalimat utama yang aku dan para nabi ucapkan pada senja hari Arafah adalah: Laa ilaha illallah wahdahu laa syarika lah lahul mulku wa lahul hamdu wa huwa ‘ala kulli syai-in qodiir (Tidak ada sesembahan yang berhak disembah kecuali Allah semata, tidak ada sekutu bagi-Nya. Miliki-Nya segala kerajaan, segala pujian dan Allah yang menguasai segala sesuatu)." (HR Ath-Thabrani dalam Fadhl ‘Ashri Dzil Hijjah, 2:13, dari Qais bin Ar-Rabi’, dari Al-Agharr bin Ash-Shabah, dari Khalifah bin Hushain, dari ‘Ali secara marfu’, Lihat Silsilah Al-Ahadits Ash-Shahihah Nomor 1503, 4:7)

Kalau disebutkan bahwa sebaik-baik yang diucapkan adalah bacaan "Laa ilaha illallah", bukan menunjukkan bahwa doa yang dimaksud dalam hadis adalah dengan bacaan tersebut saja. Namun maksud sebaik-baik doa adalah doa yang dipanjatkan pada hari Arafah, doa apa saja bentuknya.

Boleh juga dibaca selain doa kalimat "Laa ilaha illallah" yang diucapkan. Demikian kesimpulan dari penjelasan Al-Imam Al-Hafizh Abul ‘Ula Muhammad ‘Abdurrahman Al-Mubarakfuri. (Lihat Tuhfah Al-Ahwadzi, 10:47)

Wallahu a'lam

(Hantoro)

Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita muslim lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement