Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Kalau Tidak Puasa Tasua Apakah Boleh Puasa Asyura?

Hantoro , Jurnalis-Senin, 01 Juli 2024 |19:01 WIB
Kalau Tidak Puasa Tasua Apakah Boleh Puasa Asyura?
Ilustrasi hukumnya puasa Asyura tanpa puasa Tasua. (Foto: Freepik)
A
A
A

KALAU tidak puasa Tasua apakah boleh puasa Asyura? Dua puasa sunnah pada tanggal 9–10 Muharram ini hendaknya jangan sampai terlewat, sebab tersimpan keutamaan yang luar biasa besar.

Dihimpun dari laman Rumaysho, Ustadz Muhammad Abduh Tuasikal M.Sc mengatakan setiap Muslim dianjurkan memperbanyak puasa pada bulan Muharram. Berpuasalah sesuai kemampuan, namun yang lebih tepat tidak puasa sebulan penuh selama Muharram. 

Info grafis doa buka puasa. (Foto: Okezone)

Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam mendorong umatnya melakukan puasa pada bulan Muharram. Beliau bersabda:

أَفْضَلُ الصِّيَامِ بَعْدَ رَمَضَانَ شَهْرُ اللَّهِ الْمُحَرَّمُ وَأَفْضَلُ الصَّلاَةِ بَعْدَ الْفَرِيضَةِ صَلاَةُ اللَّيْلِ

"Puasa yang paling utama setelah (puasa) Ramadhan adalah puasa pada bulan Allah –Muharram. Sementara sholat yang paling utama setelah sholat wajib adalah sholat malam." (HR Muslim nomor 1163, dari Abu Hurairah) 

Kemudian dalam riwayat lain, 'Aisyah radhiyallahu 'anhu berkata:

وَمَا رَأَيْتُ رَسُولَ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- اسْتَكْمَلَ صِيَامَ شَهْرٍ قَطُّ إِلاَّ رَمَضَانَ وَمَا رَأَيْتُهُ فِى شَهْرٍ أَكْثَرَ مِنْهُ صِيَامًا فِى شَعْبَانَ

"Aku tidak pernah melihat Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam berpuasa sebulan penuh selain di bulan Ramadhan. Aku tidak pernah melihat beliau banyak puasa dalam sebulan selain pada bulan Syakban." (HR Muslim nomor 1156) 

Hukumnya Puasa Asyura Tanpa Puasa Tasua

Dilansir laman Konsultasi Syariah, Ustadz Ammi Nur Baits ST BA mengatakan sebagian ulama berpendapat puasa Asyura tanggal 10 Muharram saja hukumnya makruh. Sebab, Nabi Muhammad Shallallahu 'alaihi wa sallam berencana untuk puasa tanggal 9 di tahun berikutnya dengan tujuan menyelisihi puasa orang Yahudi.

Itu merupakan pendapat Ibnu Abbas, Abu Hanifah, dan yang dikuatkan Syekh Ibn Baz rahimahumullah.

Sementara ulama yang lain berpendapat bahwa melakukan puasa tanggal 10 saja tidak makruh. Akan tetapi yang lebih baik, diiringi dengan puasa sehari sebelumnya atau sehari sesudahnya, dalam rangka melaksanakan sunnah Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam. Insya Allah, inilah pendapat yang lebih kuat.

Syaikhul Islam ibnu Taimiyah mengatakan:

صِيَامُ يَوْمِ عَاشُورَاءَ كَفَّارَةُ سَنَةٍ وَلا يُكْرَهُ إفْرَادُهُ بِالصَّوْمِ ..

"Puasa hari Asyura bisa menjadi kaffarah (penebus dosa) selama setahun, dan tidak dimakruhkan melaksanakan puasa Asyura saja." (Al-Fatawa Al-Kubra, 5:378)

Dalam Tuhfatul Muhtaj, Ibn Hajar al-Haitami mengatakan:

وعاشوراء لا بأس بإفراده

"Puasa Asyura tidak masalah melaksanakannya tanpa diiringi puasa sebelum atau sesudahnya." (Tuhfatul Muhtaj, 14:80)

Lajnah Daimah pernah ditanya mengenai masalah ini, dan memberikan jawaban:

يجوز صيام يوم عاشوراء يوماً واحداً فقط ، لكن الأفضل صيام يوم قبله أو يوم بعده ، وهي السُنَّة الثابتة عن النبي صلى الله عليه وسلم بقوله : ” لئن بقيت إلى قابل لأصومن التاسع

Boleh melakukan puasa hari Asyura saja. Namun yang lebih utama adalah puasa sehari sebelumnya atau setelahnya. Ini merupakan sunnah yang diajarkan dari Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam, sebagaimana yang beliau sabdakan: "Jika saya masih hidup tahun depan, saya akan puasa di tanggal 9." (HR Muslim nomor 1134) (Fatwa Lajnah, 11:401)

Wallahu a'lam bisshawab

(Hantoro)

Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita muslim lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement