JAKARTA - Tanggal 9 Dzulhijah pun tiba, dalam rangkaian ibadah haji tanggal 9 Dzulhijah dianggap sebagai puncak dari ibadah haji dimana pada hari itu para jamaah haji berkumpul di padang Arafah untuk melaksanakan wukuf.
Wukuf merupakan inti dari ibadah haji, maka tidak boleh ada satupun jamaah haji yang tertinggal dalam pelaksanaan wukuf ini, bahkan jika jamaah dalam kondisi sakit pun wajib hukumnya untuk tetap berada di padang Arafah meskipun harus menggunakan tandu. Jika seseorang tidak melakukan wukuf di Arafah, maka hajinya tidak sah.
Wukuf dilakukan pada tanggal 9 Dzulhijjah mulai dari tergelincirnya matahari (zuhur) hingga terbit fajar pada hari berikutnya (10 Dzulhijjah). Ini adalah saat di mana jamaah haji memohon ampunan, berdoa, dan mengingat kebesaran Allah SWT.
Wukuf di Arafah merupakan momen puncak dalam pelaksanaan haji, di mana jamaah berkumpul di Padang Arafah untuk melaksanakan doa dan dzikir, memohon ampunan dan hidayah dari Allah SWT. Hari Arafah juga dikenal sebagai salah satu hari yang paling diberkahi dalam kalender Islam, dan doa-doa yang dipanjatkan pada hari ini diyakini memiliki keutamaan yang besar.
Perjalanan dari Mina ke Arafah biasanya dapat ditempuh dalam 20-30 menit menggunakan Bus, tapi karena tahun ini jamaah haji cukup banyak maka waktu tempuh menjadi hampir 2 jam. Kami cukup bersyukur karena meskipun ada gangguan di salah satu bus kami, tapi kami bisa menggunakan bisa lain meskipun kondisinya berdesakan. Beberapa Jemaah lain kami lihat ada yang harus berjalan kaki menuju padang Arafah.
Setibanya di Arafah kami pun langsung menuju tenda / maktab yang sudah dipersiapkan oleh panitia. Disana kami bergabung dengan jamaah dari travel haji lainnya hingga total ada sekitar 400 jemaah haji di dalam satu tenda Arafah. Sambil menunggu waktu zuhur, jamaah dipersilakan untuk sarapan, berwudhu dan mempersiapkan doa – doa terbaik yang akan dipanjatkan selama waktu zuhur hingga tergelincirnya matahari menjelang maghrib.
Salah satu jamaah di tenda Arafah bernama pak Haji Siswanto, Pria 70an tahun asal Ngawi ini adalah seorang guru di daerah terpencil yang sudah mengajar di kabupaten Jaya Wijaya Papua selama 27 Tahun, beliau menuturkan pengalaman selama menjadi guru di daerah terpencil yang penuh perjuangan.
Sehari - hari pak Siswanto mengayuh sepeda sejauh 3 kilometer menyusuri lebatnya hutan di Papua, di tujuh tahun pertama beliau harus menyesuaikan diri untuk memakan umbi-umbian sebagai makanan pokok karena tidak ada nasi layaknya di Pulau Jawa.
Pengabdian tulus puluhan tahun di Papua harus berakhir ketika terjadi kerusuhan yang membuat pak Siswanto dan beberapa orang lainnya harus dievakuasi keluar Papua. Hasil tabungan selama 27 tahun di Papua ditinggalkan begitu saja dan hanya membawa sebuah tas karena kondisi yang sangat mencekam ketika itu
Pengalaman pak Siswanto yang penuh pengabdian dan perjuangan selama puluhan tahun di daerah terpencil membuka mata kita betapa bersyukurnya kita yang tinggal dikota dan diberikan kemudahan dalam segala hal. Rasa syukur kita kepada Allah SWT harus terus ditingkatkan agar senantiasa diberi kemudahan.
Panitia pun menyiapkan susunan acara dimana dimana khutbah Arafah akan disampaikan oleh Prof, DR, Abdul Somad Lc, MA yang sebelumnya diawali dengan tausiyah dari ustadz Subki Al-Bughuri, Ustadz Dr. Zainurrofieq Lc,MA dan ustadz Irawan Taqwa Lc, MA
Khutbah Arafah yang disampaikan UAS dengan semangat dan penuh khidmat mengingatkan kita betapa beruntungnya kita dapat berkumpul di padang arafah sementara masih banyak umat islam yang memimpikan untuk bisa menjalankan ibadah haji di tanah suci
Berapa banyak orang islam yang menabung puluhan tahun agar bisa berangkat menjalankan ibadah haji, itupun jika Allah SWT berikan kesempatan sebelum ajal menjemput.
Hari Arafah hari yang sangat istimewa hari dimana Allah bukakan seluas luasnya pintu maaf dan berkah bagi umat Nya. Dibandingkan dengan malam Lailatul Qadr yang juga sangat istimewa tapi Allah rahasiakan waktu nya sedangkan hari Arafah sudah ditentukan dan menjadi kesempatan istimewa bagi umat muslim untuk mendapatkan ampunan dan berkah dari Allah SWT.
Mohonkan ampunan bagi orang tua baik yang masih hidup maupun yang sudah meninggal dunia. Karena orang tua kita lah yang paling berjasa kepada kita dan paling ikhlas menyayangi kita, tutur UAS. Lalu perbanyak istighfar agar dosa-dosa kita diampuni dan barang siapa yang memperbanyak istighfar Allah akan berikan rezeki dari arah yang tidak diduga-duga. Perbanyak amal baik dan selalu berdzikir kepada Allah SWT demikian khutbah Ustadz Abdul Somad.
(Awaludin)