Ia kemudian membuka buku itu dan dengan susah payah coba membaca banyak kata dalam ejaan Arab. "Empat atau lima kalimat yang kubaca menyebut kata 'Alquran' beberapa kali," ungkapnya.
Ejaan-ejaan Arab yang menyulitkan itu lalu dirasanya membenarkan pemahamannya bahwa Islam adalah agama orang Arab. Maka, Davis mengembalikan buku itu ke rak.
Saat beranjak meninggalkannya, tulisan emas di sampul buku itu kembali menarik pandangan Davis, sehingga ia kembali melihat ke arah buku tersebut. Ketika itu ia melihat sebuah buku lain berjudul "The Quran", dan teringat pada beberapa kata yang baru ia baca dalam buku berjudul "Muhammad".
Setelah mengambil dan membukanya secara acak, Davis berhadapan dengan halaman pertama Surat Maryam. "Aku membaca surat itu dari awal hingga akhir dan merasakan tubuhku bergetar saat membaca penjelasan detail tentang kelahiran Nabi Isa yang menakjubkan," ujarnya.
"Aku tidak menyangka bahwa Muslim memercayai kelahiran yang menakjubkan itu, dan bahwa mereka tidak memercayai sosok anak Tuhan. Sebagai seorang non-Muslim, aku tidak pernah bisa menerima pernyataan bahwa Tuhan mempunyai anak," sambungnya.
Davis menangis dengan terjemahan Alquran di tangannya. Ia memutuskan membeli kitab itu, lupa dengan tujuannya membeli kitab agamanya dahulu, dan meninggalkan toko buku itu.
Keesokannya saat berjalan menuju kampusnya, Davis dititipi barang jualan milik temannya bernama Khadim. Ketika itu Khadim ingin menjalani Sholat Zuhur.
Saat bersama Khadim itulah seorang mahasiswa Pakistan menghampiri dan menyapa pria Senegal itu. Seperti Khadim, ia mengira Davis seorang Muslim, dan gembira saat mendengar Davis telah membaca Alquran.
Ia lalu menawari menawarkan dirinya untuk menemani Davis melihat-lihat masjid. Davis pun menerima tawarannya.
Keesokan harinya, mahasiswa itu menjemput Davis dan membawanya ke sebuah masjid milik Asosiasi Komunitas Muslim di Santa Clara Kalifornia setelah terlebih dulu ia mengajak makan siang di rumahnya. Ketika tiba di masjid, Davis disambut sekira 40 pria yang menyapanya sambil tersenyum.
Setelah duduk dan bergabung dengan pria-pria tersebut, Davis ditanya apakah ia mengetahui sesuatu tentang Islam. Ia menceritakan Alquran yang dibelinya dan menyampaikan hal-hal tentang Islam yang diketahuinya melalui kitab tersebut.
"Lalu seorang di antara mereka bertanya apakah aku memercayai Nabi Muhammad dan tanpa ragu kujawab 'Ya'. Aku ditanya apakah aku percaya tentang anak Tuhan, kujawab 'Tidak'."
Ia lalu menjelaskan banyak hal tentang Islam kepada Davis, malaikat, kitab-kitab Allah Subhanahu wa ta'ala, hari perhitungan (yaumul hisab), dan banyak lainnya. Setelah memberikan penjelasan itu, ia bertanya apakah Davis memercayai semua itu.
Davis kembali menjawab "Ya". Lalu pria itu berkata, "Itu adalah apa yang dipercayai oleh Muslim dan kamu memercayainya. Maka apakah kamu ingin menjadi seorang Muslim?"
Davis kembali menjawab "Ya" tanpa keraguan sedikit pun. Pria itu lalu membimbingnya membaca dua kalimat syahadat. "Aku ingat hari itu tanggal 17 Ramadhan 1416 Hijriah," pungkasnya.
Wallahu a'lam.
(Hantoro)