Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Khutbah Jumat: 3 Peristiwa Penting pada Bulan Rabiul Awal

Hantoro , Jurnalis-Jum'at, 20 September 2024 |09:34 WIB
Khutbah Jumat: 3 Peristiwa Penting pada Bulan Rabiul Awal
Ilustrasi khutbah Jumat mengenai peristiwa penting pada bulan Rabiul Awal. (Foto: Okezone)
A
A
A

KHUTBAH Jumat berikut ini membahas tentang tiga peristiwa penting pada Rabiul Awal. Rabiul Awal merupakan bulan ketiga dalam kalender Hijriah atau kalender Islam yang berdasarkan siklus bulan.

Bulan Rabiul Awal memiliki arti penting dalam sejarah Islam, terutama karena di dalamnya terdapat momen kelahiran Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wassallam, utusan terakhir Allah Subhanahu wa Ta'ala. Peristiwa ini menjadikan Rabiul Awal sebagai salah satu bulan yang sangat dihormati oleh umat Islam di dunia.

Terdapat beberapa peristiwa penting lainnya dalam bulan Rabiul Awal. Silakan diketahui dalam naskah khutbah Jumat berikut ini, seperti dihimpun dari Muhammadiyah.or.id

Khutbah Pertama 

اَلْـحَمْدُ لِلّهِ الَّذِيْ نَـحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ، وَنَعُوذُ بِاللهِ مِنْ شُرُورِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلَا مُضِلَّ لَهُ، وَمَنْ يُضْلِلْ فَلَا هَادِيَ لَهُ، أَشْهَدُ أَنْ لاَّ إِلَهَ إِلاَّ الله وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُـحَمَّداً عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ لاَنَبِيَّ بَعْدَهُ. وَالصَّلاَةُ وَالسَّلاَمُ عَلَى رَسُوْلِ اللهِ نَبِيِّنَا مُحَمَّد وَعَلَى اَلِهَ وَ اَصْحَبِهَ وَمَنْ وَّالَاهُ اَمَّا بّعْدُ فَيَاعِبَدَاللهِ أُوْصِيْكُمْ وَأِيَّايَ بِتَقْوَى االلهِ حَقَّ تُقَاتِهِ فَقَدْ فَازَالْمُتَّقُوْنَ

Ma’asyiral Muslimin Rahimakumullah

Alhamdulilah, segala puji bagi Allah Subhanahu wa Ta'ala yang telah memberikan keberkahan, kenikmatan, dan kebahagiaan. Semoga Allah Ta'ala juga senantiasa mengampuni dosa-dosa kita, menerima segala amalan baik yang kita perbuat.

Selain daripada itu, semoga Allah Subhanahu wa Ta'ala memberikan kita kesehatan, dan yang sedang sakit diberikan kesembuhan. Aamiin Allahumma aamiin.

Sholawat dan salam marilah kita sampaikan kepada Imam kita, Utusan Allah Subhanahu wa Ta'ala, yakni Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wassallam. Semoga kita termasuk umat pengikut jejak langkahnya.

Selain daripada itu, marilah kita tingkatkan iman dan takwa kita kepada Allah. Menjauhi larangannya, dan melaksanakan perintahnya, InsyaAllah kita akan mendapatkan kebahagiaan hidup baik di dunia maupun di akhirat. Aamiin.

Hadirin sidang Jumat yang berbahagia,

Rabiul Awal adalah bulan ketiga dalam urutan kalender hijriah. Bulan rabi’ dianggap bulan di mana tumbuh bunga-bunga dan turunnya hujan di padang pasir. Bulan Rabiul Awal merupakan bulan istimewa bagi umat Islam di seluruh dunia. Karena bulan ini menjadi penanda penting dari periode kehidupan Sang Utusan Allah, Rasulullah. Pada bulan ini Rasulullah lahir, melakukan hijrah, dan wafat.

Nabi Muhammad lahir dari kandungan bundanya pada tanggal 12 bulan Rabi’ul Awwal tahun Gajah, bertepatan dengan tahun 571 M, di Kota Makkah Al-Mukarramah. Ibunya bernama Aminah binti Wahab dari Kabillah Bani Zuhrah al-Quraisyiyah. Lahir dalam keadaan yatim karena ayahnya Abdullah, meninggal dunia tiga bulan setelah menikahi Aminah.

Nabi Muhammad merupakan sosok yang telah dipersiapkan untuk membawa risalah-Nya yang terakhir. Allah berfirman:

اَلَمْ يَجِدْكَ يَتِيْمًا فَاٰوٰىۖ وَوَجَدَكَ ضَاۤلًّا فَهَدٰىۖ وَوَجَدَكَ عَاۤىِٕلًا فَاَغْنٰىۗ

“Bukankah Dia mendapatimu sebagai seorang yatim, lalu dia melindungimu (Muhammad). Dan dia mendapatimu sebagai orang yang bingung, lalu Dia memberi petunjuk. Dan dia mendapatimu sebagai seorang yang kekurangan, lalu Dia memberi kecukupan.” (QS. Ad Dhuha: 6-8).

Setelah Aminah meninggal, Abdul Muthalib mengambil alih tanggung jawab merawat Nabi Muhammad. Namun, dua tahun kemudian Abdul Muthalib meninggal karena renta. Tanggung jawab selanjutnya beralih kepada pamannya, Abu Thalib. Bersama pamannya ini, Rasulullah belajar hidup mandiri dengan mengembala kambing dan berdagang ke wilayah Syam. 

Hadirin sidang Jumat yang berbahagia…

Selain menjadi bulan kelahiran Nabi Saw, pada bulan Rabiul Awwal juga Rasulullah Saw melaksanakan hijrah dari Mekkah ke Madinah. Dalam Sirah Nabawiyah Ibnu Hisyam berkata, Nabi membawa rombongannya ke Bani Amr ibn Auf pada 12 Rabiul Awal malam Senin. Ibnu Katsir juga berkata bahwa Nabi tinggal bersama mereka di Bani Amr ibn Auf pada Senin Rabiul Awal.

Menurut Buya Hamka, hijrah Nabi ke Madinah tentu bukan sebuah kebetulan. Rasulullah mendapatkan perintah hijrah dari Allah, sebelum akhirnya mengimbau para sahabatnya untuk melakukan perjalanan secara sembunyi-sembunyi menuju Madinah.

Adapun alasan Madinah menjadi tujuan hijrah, bukan kota lain, adalah karena Madinah memiliki beberapa keutamaan. Misalnya penduduknya yang ramah dan berpengalaman dalam berperang, serta lokasinya yang strategis untuk menjaga dakwah Islam.

Menurut Haedar Nashir, Nabi Muhammad bersama kaum muslimun hijrah dari Makkah ke Yastrib bukanlah perpindahan fisik semata. Bukan pula terbatas pada perpindahan pola tindak sehari-hari yang bersifat individual dan simbolik. Lebih luas dari itu, hijrah Nabi tahun 622 Miladiyah itu sejatinya merupakan hijrah membangun peradaban baru, yakni peradaban “Al-Madinah Al-Munawwarah”, peradaban nan tercerahkan yang lahir dari “Ad-Din” yakni ajaran Islam. Peradaban Islam yang membebaskan kehidupan jahiliyah Arab yang berada dalam kegelapan segala hal menjadi kehidupan baru yang bercahaya dan mencahayai peradaban semesta.

Allah Subhanahu wa Ta'ala dalam Surat An-Nisa’ Ayat 100 berjanji kepada orang-orang yang hijrah dari Makah ke Madinah karena Allah dan Rasulullah. Mereka yang berhijrah dijanjikan akan mendapat rezeki yang banyak, jika mati dalam perjalanan hijrah maka akan mendapatkan pahala yang ditetapkan di sisi Allah.

وَمَنْ يُّهَاجِرْ فِيْ سَبِيْلِ اللّٰهِ يَجِدْ فِى الْاَرْضِ مُرٰغَمًا كَثِيْرًا وَّسَعَةً ۗوَمَنْ يَّخْرُجْ مِنْۢ بَيْتِهٖ مُهَاجِرًا اِلَى اللّٰهِ وَرَسُوْلِهٖ ثُمَّ يُدْرِكْهُ الْمَوْتُ فَقَدْ وَقَعَ اَجْرُهٗ عَلَى اللّٰهِ ۗوَكَانَ اللّٰهُ غَفُوْرًا رَّحِيْمًا ࣖ

“Dan barangsiapa berhijrah di jalan Allah, niscaya mereka akan mendapatkan di bumi ini tempat hijrah yang luas dan (rezeki) yang banyak. Barangsiapa keluar dari rumahnya dengan maksud berhijrah karena Allah dan Rasul-Nya, kemudian kematian menimpanya (sebelum sampai ke tempat yang dituju), maka sungguh, pahalanya telah ditetapkan di sisi Allah. Dan Allah Maha Pengampun, Maha Penyayang.” (QS. An-Nisa: 100). 

Halaman:
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita muslim lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement