Dalam tafsir Ibnu Katsir disebutkan, "Dan, menjadi merah mawar seperti (kilauan minyak)." Artinya meleleh seperti mentega dan emas di atas tungku peleburan, dan berwarna seperti pewarna yang kadang-kadang berwarna merah, kuning, biru, atau hijau.
Pendapat lain menyatakan, "Dan, menjadi merah mawar seperti (kilauan) minyak." Artinya, berwarna merah muda. Adapun menurut Ibnu Abbas, "Dan, menjadi merah mawar seperti (kalauan minyak)." Berarti seperti kuda pemberani.
Al-Hasan Al-Bashri mengatakan, "Artinya menjadi berwarna-warni." Sedangkan Mujahid berpendapat, "Seperti minyak." Berarti seperti warna mentega. Semua ini terdapat dalam Kitab Tafsir Ibnu Katsir.
Adapun Tafsir Al-Qurthubi menyatakan artinya menjadi sebening mentega. Said ibn Jubair dan Qatadah berpendapat artinya menjadi berwarna merah. Pendapat lain menyatakan, artinya menjadi berwarna merah seperti mawar dan mentega yang dilelehkan.
Dikatakan pula, ad-dihan artinya kulit yang berwarna merah murni. Artinya, langit berubah menjadi merah seperti kulit yang disamak karena panasnya api. Allah Subhanahu wa ta'ala berfirman:
فَإِذَا انْشَقَّتِ السَّمَاءُ فَكَانَتْ وَرْدَةً كَالدِّهَانِ
"Maka apabila langit telah terbelah dan menjadi merah mawar seperti (kilauan) minyak." (QS Ar-Rahman: 37)
Hal yang perlu diketahui, Alquran adalah kalam Allah Azza wa jalla dan mukjizat-Nya yang abadi hingga akhir zaman. Maka, tidak seorang pun pernah terpikir di benaknya bahwa ada suatu bintang yang bisa meledak menyerupai bentuk mawar yang sempurna dengan daun-daunnya yang berwarna merah, kelopaknya di tengah, dan daun-daun yang merwarna hijau.
Kalam Allah Subhanahu wa Ta'ala kini ada di tangan Muslim sebagai pedoman dan aturan hidup. Umat Islam yakin bahwa Alquran adalah mukjizat Illahi yang diturunkan kepada Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wassallam sejak 1.400 tahun lalu.
Andaikata para ilmuwan Barat tahu kemukjizatan-kemukjizatan yang dikandung ayat-ayat Alquran, niscaya mereka tidak akan menemukan berbagai aral untuk mendapatkan penemuan-penemuan tentang dunia antariksa.
Wallahu a'lam bisshawab.
(Hantoro)