Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Hukum Cincin Lamaran Dijadikan Mahar dalam Perspektif Islam

Dandi Muhammad Hanif , Jurnalis-Selasa, 21 Januari 2025 |18:33 WIB
Hukum Cincin Lamaran Dijadikan Mahar dalam Perspektif Islam
Hukum cincin lamaran dijadikan mahar dalam perspektif Islam. (Ilustrasi/Freepik)
A
A
A

JAKARTA - Pernikahan merupakan salah satu peristiwa sakral dalam kehidupan seorang Muslim. Dalam Islam, mahar atau mas kawin adalah salah satu elemen penting yang harus dipenuhi dalam sebuah pernikahan.

Namun, tidak jarang muncul pertanyaan mengenai keabsahan mahar tertentu, seperti cincin lamaran yang dijadikan mahar. Apakah hal ini sesuai dengan syariat Islam? Artikel ini akan membahas hukum cincin lamaran dijadikan mahar.

Mahar adalah pemberian wajib dari pihak laki-laki kepada perempuan dalam akad nikah. Mahar menjadi salah satu syarat sahnya sebuah pernikahan. Hal ini dijelaskan dalam Alquran:

وَاٰتُوا النِّسَاۤءَ صَدُقٰتِهِنَّ نِحْلَةًۗ فَاِنْ طِبْنَ لَكُمْ عَنْ شَيْءٍ مِّنْهُ نَفْسًا فَكُلُوْهُ هَنِيْۤـــًٔا مَّرِيْۤـــًٔا

“Berikanlah mahar kepada wanita (yang kamu nikahi) sebagai pemberian yang penuh kerelaan. Kemudian, jika mereka menyerahkan kepada kamu sebagian dari (mahar) itu dengan senang hati, terimalah dan nikmatilah pemberian itu dengan senang hati,”(QS An-Nisa: 4)

Ayat ini menegaskan, mahar harus diberikan oleh pihak laki-laki sebagai bentuk penghormatan dan penghargaan kepada calon istrinya. Mahar tidak memiliki batasan nominal tertentu, selama hal tersebut disepakati kedua pihak dengan kerelaan.

Cincin Lamaran dan Statusnya sebagai Mahar

Cincin lamaran sering kali diberikan oleh calon mempelai laki-laki kepada perempuan sebagai simbol komitmen sebelum akad nikah. Namun, apabila cincin lamaran dijadikan mahar, hal ini bergantung pada beberapa ketentuan syariat:

Cincin Termasuk dalam Kategori Harta yang Sah

Dalam Islam, mahar dapat berupa apa saja yang memiliki nilai manfaat dan harta yang sah. Cincin, baik terbuat dari emas, perak, atau material lain, termasuk dalam kategori harta berharga yang sah dijadikan mahar. Hal ini sesuai dengan hadis Rasulullah SAW:

حَدَّثَنَا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ مَسْلَمَةَ حَدَّثَنَا عَبْدُ الْعَزِيزِ بْنُ أَبِي حَازِمٍ عَنْ أَبِيهِ أَنَّهُ سَمِعَ سَهْلًا يَقُولُ جَاءَتْ امْرَأَةٌ إِلَى النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَتْ جِئْتُ أَهَبُ نَفْسِي فَقَامَتْ طَوِيلًا فَنَظَرَ وَصَوَّبَ فَلَمَّا طَالَ مُقَامُهَا فَقَالَ رَجُلٌ زَوِّجْنِيهَا إِنْ لَمْ يَكُنْ لَكَ بِهَا حَاجَةٌ قَالَ عِنْدَكَ شَيْءٌ تُصْدِقُهَا قَالَ لَا قَالَ انْظُرْ فَذَهَبَ ثُمَّ رَجَعَ فَقَالَ وَاللَّهِ إِنْ وَجَدْتُ شَيْئًا قَالَ اذْهَبْ فَالْتَمِسْ وَلَوْ خَاتَمًا مِنْ حَدِيدٍ فَذَهَبَ ثُمَّ رَجَعَ قَالَ لَا وَاللَّهِ وَلَا خَاتَمًا مِنْ حَدِيدٍ وَعَلَيْهِ إِزَارٌ مَا عَلَيْهِ رِدَاءٌ فَقَالَ أُصْدِقُهَا إِزَارِي فَقَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِزَارُكَ إِنْ لَبِسَتْهُ لَمْ يَكُنْ عَلَيْكَ مِنْهُ شَيْءٌ وَإِنْ لَبِسْتَهُ لَمْ يَكُنْ عَلَيْهَا مِنْهُ شَيْءٌ فَتَنَحَّى الرَّجُلُ فَجَلَسَ فَرَآهُ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مُوَلِّيًا فَأَمَرَ بِهِ فَدُعِيَ فَقَالَ مَا مَعَكَ مِنْ الْقُرْآنِ قَالَ سُورَةُ كَذَا وَكَذَا لِسُوَرٍ عَدَّدَهَا قَالَ قَدْ مَلَّكْتُكَهَا بِمَا مَعَكَ مِنْ الْقُرْآنِ

Halaman:
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita muslim lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement