JAKARTA - Rais Syuriyah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Ahmad Bahauddin Nursalim (Gus Baha) mengungkapkan soal kisah Nabi Musa dan Nabi Muhammad SAW saat peristiwa Isra Miraj.
Peristiwa itu juga tercantum dalam kitab Fathul Bari karya Ibnu Hajar Al-Asqalani.
Khususnya terkait kisah Nabi Musa yang sedikit tidak ikhlas ketika Allah mengangkat derajat umat Nabi Muhammad lebih mulia.
Bahkan untuk menerima perintah sholat, Nabi Muhammad diundang langsung oleh Allah. Nabi Muhammad juga mendapatkan salam khusus dari Allah, beserta didoakan umat Nabi Muhammad saat bertemu Allah.
Gus Baha mengatakan, kisah tersebut ada di kitab Fathul Bari halaman 613, juz 7. Ia meminta pihak yang ingin mengecek untuk membuka kitab langsung. Jika ada perbedaan halaman, bisa karena beda percetakan.
"Ada percakapan Musa. Kalau saya (Musa) itu kalau dengan Nabi Muhammad tidak masalah, karena memang lebih baik. Namun, ini umat nabi Muhammad juga lebih mulia dari umatku di sisi Allah," ujar Gus Baha, melansir laman NU Online, Rabu(29/1/2025).
Gus Baha menjelaskan, ketika Nabi Muhammad Isra Miraj, saat itu Nabi Musa di langit ke-3 atau ke-4 itu dilangkahi Nabi Muhammad. Kesalip derajatnya oleh Nabi Muhammad. Ia pun menangis sambil menggerutu.
"Nabi Musa berkata sambil menggerutu, kenapa Nabi baru, kok dapat derajat tinggi. Karena Nabi Musa juga manusia. Lalu berkata (gremeng), saya tidak pernah mengira ada orang yang diangkat derajatnya melebihi saya. Karena umat saya (Bani Israil) sudah yakin bahwa saya nabi terbaik di sisi Allah, terus bagaimana ini?" imbuhnya.
Melihat Nabi Musa kurang ikhlas, lalu Nabi Muhammad bertanya ke Jibril dan menghampiri Nabi Musa. Lalu bertanya, bagaimana Allah menyikapi Nabi Musa. Jibril kemudian menjawab, bahwa Allah sudah tahu dan sangat paham karakternya Musa yang suka protes.
"Allah sudah tahu watak dan kebiasaan Nabi Musa, jadi tidak mempermasalahkan," kata ulama asal Rembang ini.
Gus Baha menegaskan, sikap Nabi Musa ini bukan berarti hasud. Namun, belum siap kalah dari Nabi Muhammad dan umatnya. Karena Nabi Musa orang baik atau salih, maka protesnya hal baik.
Begitu juga ketika Nabi Musa meminta Nabi Muhammad kembali kepada Allah soal bab sholat. Awalnya wajib sholat itu 50 waktu, Nabi Musa berkata kepada Nabi Muhammad, bahwa umatnya yang ganteng dan bagus saja tidak kuat.
(Erha Aprili Ramadhoni)