JAKARTA - I’tikaf adalah salah satu ibadah sunnah yang dianjurkan terutama pada 10 hari terakhir bulan Ramadhan. I’tikaf dilakukan dengan berdiam diri di masjid untuk beribadah, mendekatkan diri kepada Allah, serta memperbanyak doa dan dzikir. Amalan ini sangat dianjurkan karena Rasulullah SAW selalu melaksanakannya setiap Ramadhan, terutama dalam mencari malam Lailatul Qadar.
Allah SWT berfirman dalam Alquran:
وَلَا تُبَاشِرُوهُنَّ وَأَنْتُمْ عَاكِفُونَ فِي الْمَسَاجِدِ
Wa lā tubāsyirūhunna wa antum ‘ākifūna fil-masājid.
Artinya: “Janganlah kamu campuri mereka itu, sedang kamu beri’tikaf dalam masjid.” (QS. Al-Baqarah: 187)
Ayat ini menunjukkan bahwa i’tikaf adalah ibadah yang disyariatkan dalam Islam dan dilakukan di masjid. I’tikaf adalah waktu bagi seorang muslim untuk menjauh dari kesibukan duniawi dan lebih fokus pada ibadah.
Dari Aisyah RA, ia berkata:
عَنْ عَائِشَةَ رَضِيَ اَللَّهُ عَنْهَا قَالَتْ:- أَنَّ اَلنَّبِيَّ – صلى الله عليه وسلم – كَانَ يَعْتَكِفُ اَلْعَشْرَ اَلْأَوَاخِرَ
مِنْ رَمَضَانَ, حَتَّى تَوَفَّاهُ اَللَّهُ, ثُمَّ اعْتَكَفَ أَزْوَاجُهُ مِنْ بَعْدِهِ – مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ
Artinya : "Dari ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha, ia berkata bahwasanya Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam biasa beri’tikaf di sepuluh hari terakhir dari bulan Ramadhan hingga beliau diwafatkan oleh Allah. Lalu istri-istri beliau beri’tikaf setelah beliau wafat." (HR. Bukhari no. 2026 dan Muslim no. 1172).
Rasulullah SAW selalu melakukan i’tikaf di 10 hari terakhir Ramadhan sebagai bentuk kesungguhan beliau dalam mendekatkan diri kepada Allah SWT. I’tikaf menjadi salah satu amalan yang sangat dianjurkan bagi umat Islam, terutama bagi mereka yang ingin mengikuti jejak Rasulullah dalam meningkatkan kualitas ibadah di bulan suci. Dengan melakukan i’tikaf, seorang Muslim berusaha meneladani semangat Rasulullah dalam beribadah dan mengisi hari-hari terakhir Ramadhan dengan amal saleh yang maksimal.
Salah satu keistimewaan utama i’tikaf di 10 hari terakhir Ramadhan adalah peluang besar untuk meraih pahala yang berlipat ganda. Malam Lailatul Qadar yang penuh keberkahan bisa terjadi di antara malam-malam tersebut, dan bagi mereka yang sedang beri’tikaf, kesempatan untuk menghidupkan malam tersebut menjadi lebih besar. Dengan memperbanyak doa, dzikir, dan ibadah lainnya, seorang muslim bisa mendapatkan pahala yang luar biasa, yang nilainya lebih baik daripada ibadah yang dilakukan selama bertahun-tahun.
Dalam kehidupan sehari-hari, seseorang sering kali disibukkan dengan urusan dunia yang bisa mengalihkan perhatiannya dari ibadah. I’tikaf memberikan kesempatan untuk sejenak melepaskan diri dari rutinitas duniawi dan fokus sepenuhnya pada ibadah. Dengan menghabiskan waktu di masjid, seorang muslim dapat lebih tenang dalam beribadah tanpa gangguan pekerjaan, media sosial, atau aktivitas lain yang dapat mengurangi kekhusyukan. Keadaan ini membantu seseorang untuk lebih mendalami makna ibadah dan merasakan ketenangan spiritual yang mendalam.
I’tikaf bukan hanya sekadar berdiam diri di masjid, tetapi juga menjadi sarana untuk memperkuat hubungan dengan Allah SWT. Selama beri’tikaf, seorang muslim memiliki lebih banyak waktu untuk merenungkan kehidupannya, memperbanyak ibadah, serta memperdalam pemahaman tentang agama. Momen ini bisa menjadi waktu yang tepat untuk melakukan introspeksi diri, memohon ampunan atas dosa-dosa, serta berusaha menjadi pribadi yang lebih baik setelah Ramadhan berakhir.
Sebelum memulai i’tikaf, seorang muslim harus menetapkan niat dalam hati bahwa ibadah ini dilakukan semata-mata untuk mencari ridha Allah SWT. Niat yang tulus akan membantu menjaga kekhusyukan selama beri’tikaf dan menghindari niat yang kurang baik, seperti sekadar mencari pujian atau mengikuti kebiasaan tanpa pemahaman yang mendalam.
I’tikaf harus dilakukan di masjid sebagai tempat yang suci dan bebas dari gangguan duniawi. Masjid dipilih sebagai tempat i’tikaf karena di sanalah seorang muslim bisa lebih mudah untuk menjalankan ibadah, seperti sholat berjamaah, membaca Alquran, dan berdzikir. Selain itu, suasana masjid yang tenang dan penuh dengan orang-orang yang beribadah akan semakin membantu dalam meningkatkan keimanan dan kekhusyukan.
Tujuan utama dari i’tikaf adalah untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT, sehingga seorang muslim dianjurkan untuk mengisi waktu selama i’tikaf dengan berbagai bentuk ibadah. Beberapa amalan yang bisa dilakukan antara lain membaca Alquran, sholat sunnah, berdzikir, berdoa, serta memperbanyak istighfar dan taubat. Dengan memperbanyak ibadah, hati akan menjadi lebih tenang dan jiwa akan semakin dekat dengan Allah SWT.
Selama beri’tikaf, seorang muslim sebaiknya menghindari berbagai aktivitas yang tidak mendukung ibadah, seperti mengobrol tanpa tujuan, bermain media sosial secara berlebihan, atau melakukan hal-hal yang bisa mengurangi pahala. I’tikaf adalah waktu yang sangat berharga untuk memperbaiki diri, sehingga sebaiknya digunakan dengan sebaik mungkin untuk hal-hal yang bermanfaat dan mendukung peningkatan kualitas ibadah.
I’tikaf di 10 hari terakhir Ramadhan adalah ibadah yang sangat dianjurkan berdasarkan Alquran dan hadis. Ibadah ini dilakukan untuk mencari malam Lailatul Qadar dan meningkatkan kedekatan dengan Allah SWT. Dengan memperbanyak ibadah selama i’tikaf, seorang muslim dapat memperoleh pahala besar dan mendapatkan ampunan serta keberkahan dari Allah. Semoga kita semua diberikan kesempatan untuk melakukan i’tikaf dan mendapatkan keutamaan Lailatul Qadar. Wallahualam
(Erha Aprili Ramadhoni)