Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Khotbah Jumat: Muharram Momentum Kuatkan Sisi Kemanusiaan

Erha Aprili Ramadhoni , Jurnalis-Jum'at, 18 Juli 2025 |10:39 WIB
Khotbah Jumat: Muharram Momentum Kuatkan Sisi Kemanusiaan
Khotbah Jumat: Muharram Momentum Kuatkan Sisi Kemanusiaan (Ilustrasi/Okezone)
A
A
A

Kita juga harus memahami Islam datang sebagai rahmat bagi seluruh alam (rahmatan lil ‘alamin), bukan hanya untuk Islam, tetapi untuk seluruh makhluk yang ada di muka bumi ini. Dalam Alquran surat Al-Anbiya ayat 107, Allah SWT berfirman:

    وَمَآ اَرْسَلْنٰكَ اِلَّا رَحْمَةً لِّلْعٰلَمِيْنَ ۝١٠٧   

Artinya: “Kami tidak mengutus engkau (Nabi Muhammad), kecuali sebagai rahmat bagi seluruh alam.” 

Islam tidak hanya menekankan hubungan vertikal dengan Allah, tapi juga hubungan horizontal dengan saling menyayangi manusia. Oleh karena itu jangan sampai kita menguatkan ibadah kita kepada Allah namun di satu sisi kita melemahkan hubungan harmonis dengan sesama manusia. Rasulullah SAW juga telah mengingatkan dalam sabdanya:  

 مَنْ لَا يَرْحَمِ النَّاسَ لَا يَرْحَمْهُ اللهُ   

Artinya: "Barang siapa tidak menyayangi manusia, maka Allah tidak akan menyayanginya." (HR Tirmidzi)   

Hal ini menunjukkan memanusiakan manusia, siapapun dia, adalah syarat agar kita mendapatkan kasih sayang Allah. Maka, jangan pernah kita merendahkan orang lain hanya karena mereka berbeda agama. Jangan pula kita menutup pintu kebaikan hanya karena perbedaan keyakinan. Dalam Alquran sudah ditegaskan bahwa tidak ada pemaksaan dalam agama: لَا إِكْرَاهَ فِي الدِّينِ ۖ Artinya, "Tidak ada paksaan dalam agama." (QS Al-Baqarah: 256)   

Jamaah sidang Jumat yang dirahmati Allah  

Islam adalah agama yang mengajarkan akhlak, cinta kasih, dan kemanusiaan. Dalam dunia yang penuh konflik dan perbedaan ini, kita harus menjadi duta kedamaian. Jika seseorang bukan saudara kita dalam agama, maka dia tetap saudara kita dalam kemanusiaan. Mari kita tebarkan kasih, saling menghormati, menolong tanpa membedakan, dan menjaga persaudaraan sesama insan. Rasulullah bersabda:  

 يَا أَيُّهَا النَّاسُ أَلاَ إِنَّ رَبَّكُمْ وَاحِدٌ وَإِنَّ أَبَاكُمْ وَاحِدٌ أَلاَ لاَ فَضْلَ لِعَرَبِيٍّ عَلَى أَعْجَمِيٍّ وَلاَلِعَجَمِيٍّ عَلَى عَرَبِيٍّ وَلاَ لِأَحْمَرَ عَلَى أَسْوَدَ وَلاَ أَسْوَدَ عَلَى أَحْمَرَ إِلاَّ بِالتَّقْوَى. رواه أحمد والبيهقي    

Artinya: "Wahai manusia, ingatlah, sesungguhnya Tuhanmu adalah satu, dan nenek moyangmu juga satu. Tidak ada kelebihan bangsa Arab terhadap bangsa lain. Tidak ada kelebihan bangsa lain terhadap bangsa Arab. Tidak ada kelebihan orang yang berkulit merah terhadap orang yang berkulit hitam, tidak ada kelebihan orang yang berkulit hitam terhadap yang berkulit merah, kecuali dengan takwanya.." (HR Ahmad dan al-Baihaqi).   

Oleh karena itu bulan Muharram saat ini menjadi momentum tepat bagi kita untuk menguatkan rasa kemanusiaan yang mulai tergerus dengan modernisasi zaman. Saat ini manusia sudah mulai mengarah kepada kehidupan yang egois, materialistis, dan dehumanis. Muharram mengajak kita kembali pada fitrah: memanusiakan manusia yakni menghargai sesama tanpa memandang ras, suku, status, atau agama.   
Sudah seharusnya kita  menolong mereka yang lemah, menebar kasih sayang dan kepedulian, bukan kebencian dan permusuhan. Muharram adalah waktu yang tepat untuk merefleksi sejauh mana kita memuliakan sesama manusia dalam sikap, tindakan, maupun sistem sosial yang kita bangun.    

 

Halaman:
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita muslim lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement