JAKARTA - Bolehkah zakat disalurkan kepada orang nonmuslim? Mungkin hal ini masih menjadi tanda tanya.
Zakat adalah salah satu rukun Islam. Zakat memiliki aturan untuk siapa saja penerimanya.
Allah SWT telah menetapkan delapan golongan penerima zakat dalam firman-Nya:
إِنَّمَا الصَّدَقَاتُ لِلْفُقَرَاءِ وَالْمَسَاكِينِ وَالْعَامِلِينَ عَلَيْهَا وَالْمُؤَلَّفَةِ قُلُوبُهُمْ وَفِي الرِّقَابِ وَالْغَارِمِينَ وَفِي سَبِيلِ اللَّهِ وَابْنِ السَّبِيلِ
Artinya : “Sesungguhnya zakat itu hanyalah untuk orang-orang fakir, miskin, amil zakat, mualaf, untuk memerdekakan hamba sahaya, orang yang berutang, di jalan Allah, dan orang yang sedang dalam perjalanan.” (QS. At-Taubah: 60).
Mualaf (المؤلفة قلوبهم) secara bahasa berarti “orang yang dilunakkan hatinya”. Melansir laman Muhammadiyah, Kamis (30/10/2025), dalam tafsir Ibnu Katsir dijelaskan, kategori ini mencakup:
1. Nonmuslim yang diberi zakat dengan harapan tertarik memeluk Islam
2. Muslim baru yang diberi zakat untuk mengokohkan keislamannya
3. Pemimpin nonmuslim yang diberi untuk menghentikan permusuhan
Berdasarkan penafsiran ini, nonmuslim dapat menerima zakat jika termasuk dalam kategori mualaf, khususnya untuk tujuan dakwah dan menciptakan harmoni sosial.
Alquran mengajarkan prinsip keadilan universal yang melampaui batas agama. Allah SWT berfirman:
لَا يَنْهَاكُمُ اللَّهُ عَنِ الَّذِينَ لَمْ يُقَاتِلُوكُمْ فِي الدِّينِ وَلَمْ يُخْرِجُوكُمْ مِنْ دِيَارِكُمْ أَنْ تَبَرُّوهُمْ وَتُقْسِطُوا إِلَيْهِمْ
Artinya : “Allah tidak melarang kamu berbuat baik dan berlaku adil terhadap orang-orang yang tidak memerangimu dalam urusan agama dan tidak mengusir kamu dari kampung halamammu.” (QS. Al-Mumtahanah: 8).
Ayat ini menjadi dasar etis untuk membantu nonmuslim yang tidak memusuhi umat Islam, termasuk melalui program kemanusiaan.
(Erha Aprili Ramadhoni)