Duta Besar Amerika Serikat (Dubes AS) untuk Indonesia Joseph R. Donovan Jr menerima kunjungan sekitar 100 santri dan kiai dari sekitar 29 pondok pesantren yang diinisiasi Madrasah Digital Garut , Jawa Barat. Donovan mengaku senang berada di Indonesia dan bertemu dengan para santri.
(Foto: Ist)
“Hal yang paling menyenangkan bagi saya berada di Indonesia adalah bisa berpergian ke berbagai tempat dan bertemu banyak orang yang baik hati,” ujar Donovan kepada para santri.
Dia juga menyatakan, hubungan Amerika Indonesia hingga saat ini terjalin sangat harmonis selama 70 tahun lamanya.
"Hubungan Indonesia dan AS hingga saat ini sudah terjalin 70 tahun lamanya dan melalui kesempatan ini dalam Dialog Keragaman ini merupakan program strategis untuk meningkatkan hubungan Indonesia dan AS,” kata Donovan.
Wakil Ketua Atase Pers Kedubes AS, Sita Raiter mengatakan, pihaknya sangat senang menerima kunjungan para santri dan kiai pengasuh pondok pesantren tersebut. "Kami berharap, program itu akan lebih memperkuat hubungan people to people antara AS dan Indonesia," katanya, Kamis (11/7/2019).
“Antara AS dan Indonesia memiliki kesamaan semboyan. Kalau di Indonesia ada Bhineka Tunggal Ika. Sedangkan di AS ada E Plurubis Unum yang artinya sama yaitu berbeda-beda tetapi tetap bersatu,” katanya.
Sita juga menyebutkan beberapa hal terkait bagaimana agar dapat belajar di negerinya bagi para pelajar Indonesia yang berminat mendalami ilmu di sana. Saat ini sekitar 8.000 orang WNI belajar di AS.
Dalam kesempatan tersebut pihak Kedubes AS juga memberikan kesempatan memberikan testimoni bagi Sufi Azkia Salma seorang siswa MAN 10 Jakarta yang sukses mengikuti progran pertukaran pelajar dan tingal belajar di Amerika selama satu tahun melalui YES Program.
Sufi mengaku senang dan sangat beruntung dapat kesempatan untuk tinggal di negara bagian Utah, AS. Ia merasa beruntung bisa belajar di sana.
Di AS, terang Sufi, ia belajar banyak tentang perbedaan dari banyak orang yang sama-sama berlatar belakang dari perbedaan negara, bahasa, agama, kultur, dan kebudayaan.
Selain Sufi, ada beberapa mahasiswa magang dari AS yakni Alexa dan Linci mahasiswi dari Princeton University juga mempresentasikan video social experimen salah satunya tentang reaksi warga AS ketika melihat ada pemuda Muslim yang mendapat perundungan. Sementara Linsi berkesempatan menceritakan kiprahnya menjadi atlet cabang atletik AS.