Zaman keemasan Islam mencatat bahwa perempuan memiliki peran penting dalam kehidupan bermasyarakat. Kisah tentang Putri Zubaidah, istri Khalifah Harun ar Rashid, menjadi salah satu buktinya. Kiprahnya memperbaiki sumur Zamzam dan membangun jalan menuju Makkah untuk para jamaah haji masih bisa dinikmati manfaatnya hingga hari ini.
Putri Zubaidah binti Ja’far Ibn Mansur adalah perempuan yang paling terkenal kedermawanannya dari semua putri Dinasti Abbasiyah.
Dia dikenal sebagai perempuan yang berbakat, cerdas dan berdedikasi. Putri Zubaidah melakukan banyak proyek yang berorientasi pada pendidikan, kesejahteraan dan penelitian selama masa hidupnya.
Pada saat perjalanan haji ke Makkah, sang putri melihat kondisi tanah suci yang sedang mengalami krisis air untuk minum para jamaah haji. Mereka perlu pasokan air yang layak karena kekeringan sampai membuat debit sumur zamzam berkurang.
Melihat kondisi itu, sekembalinya ke Baghdad, dia mengumpulkan para insinyur dan memerintahkan mereka untuk memperdalam sumur dan merancang aliran air zamzam agar dapat kembali mengalir deras.
Padahal para insinyur sudah mengingatkan bahwa proyek tersebut akan memakan biaya banyak. Tapi dia bertekad untuk mengutamakan kehidupan penduduk Makkah dan memfasilitasi orang-orang yang sedang melakukan ibadah haji.
Proyek ini selesai lebih dari 10 tahun dan menghabiskan biaya sebesar 1 juta dinar, satu dinar setara dengan emas yang memiliki berat kira-kira mencapai 10 gram. Hingga kini sumur Zamzam masih mengalir deras. Sungguh sangat dermawan dan prestasi luar biasa yang dilakukan oleh putri Zubaidah.
Selain memperbaiki sumur Zamzam, Putri Zubaidah juga membiayai pembangunan jalan menuju Makkah serta suar api di puncak bukit untuk memandu para jamaah haji di malam hari. Jalan menuju Makkah ini dinamai Darb Zubaidah atau Jalan Zubaidah.
(Muhammad Saifullah )