Ia mengatakan, dalam konteks politik tentu dipenuhi oleh banyak faktor. Selain agama, radikalisme juga bisa terkait dengan liberalisme, ekonomi dan faktor lainnya. Jadi tidak hanya faktor agama saja.
"Hanya karena Menteri Agama, bicaranya pada wilayah keagamaan. Untuk membedakan, mungkin ke depan kita akan gunakan istilah penguatan moderasi beragama," jelasnya.
(Dyah Ratna Meta Novia)