Hakikat Surga dalam Ilmu Tasawuf, Begini Penjelasan Gus Baha

Abu Sahma Pane, Jurnalis
Senin 23 Desember 2019 09:48 WIB
Gus Baha. Foto: Screenshoot dari Youtube.
Share :

SEBAGIAN Muslim mungkin masih menjalankan takwa kepada Allah SWT dengan orientasi surga. Yaitu mengikuti segala perintahnya agar masuk surga, dan menjauhi larangannya supaya terhindar dari Neraka. Sementara dalam Ilmu Tasawuf, menurut ulama kondang KH Ahmad Bahauddin Nursalim (Gus Baha), bertakwa kepada Allah SWT tidak sebatas urusan surga dan neraka.

"Dalam disiplin Ilmu Tasawuf, menurut Imam Al Ghozali ; representasi Al-Qur'an tentang Surga-Neraka itu hanyalah gambaran 'litaqribil afham' ; gambaran untuk mendekatkan pemahaman logika manusia. Karena Al Qur'an adalah kalam Allâh yang qodim, ketika turun ke level hawadits, tentu dengan menggunakan bahasa hawadits,” ujar Gus Baha yang merupakan Rais Syuriah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama.

“Neraka, dengan bermacam kepedihan adzabnya merupakan simbol perwujudan dari sukhtullâh (kemurkaan Allâh), dan surga dengan gelimang nikmatnya adalah sebagai perwujudan dari simbol Ridho Allâh. Itu saja hakikatnya," tambahnya.

Gus Baha melatih umat Muslim berfikir dengan logika yang sahih, agar dalam melakukan kebaikan-ibadah, bisa murni hanya berdasar iman, syukur, cinta, mengagungkan, dan rindu kepada keridhoan Allâh semata, dan bukan lagi orientasi surga-neraka ataupun transaksional duniawi.

Caranya, kata Gus Baha, umat Muslim harus kembali pada ajaran tasawuf dengan menjiwai secara penuh kalimah munajat; "Ilahî anta maqsûdi wa ridhôka matlûbi". Namun jika belum bisa dan belum mampu, harus senantiasa dilatih, dan dilatih lagi.

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita Muslim lainnya