Azan di Abu Dhabi, Uni Emirate Arab (UEA) cukup unik. Sebab azan dikumandangan dari satu masjid pusat kemudian dipancarkan melalui saluran radio ke masjid-masjid lainnya sehingga azannya berlangsung serentak.
Lalu apakah metode azan seperti di Abu Dhabi pantas dipraktekkan di Indonesia?
Menanggapi hal ini, Sekjen Majelis Ulama Indonesia (MUI), Anwar Abbas mengatakan, memanggil umat untuk salat yaitu melalui kumandang azan adalah salah satu ibadah yang berpahala. Kemudian, apabila metode yanga ada di Abu Dhabi diterapkan di Indonesia, maka akan menghalanhgi orang lain yang ingin jadi Muadzin.
"Jadi kalau hanya satu orang yang azan, lalu azannya dipancarkan ke seluruh masjid, maka hal tersebut akan menghilangkan kesempatan bagi orang lain untuk beribadah, dan mendapatkan pahala. Juga kesempatan bagi umat Islam untuk mendidik dan memberi pengalaman kepada umat untuk bisa azan menjadi tertutup, atau berkurang secara signifikan," katanya saat dihubungi Okezone, Senin (13/1/2020).