"Ya, itu ada. Kisah itu sengaja disampaikan dalam siroh Nabawi hanya untuk menegaskan, bahwa cemburu itu manusiawi selama terukur, akurat, tidak egois, tidak emosional, bernalar sehat, komparatif, terbuka, jujur dan bertanggung jawab maka boleh-boleh saja," katanya saat dihubungi Okezone, Rabu (11/3/2020).
Ia melanjutkan, bahkan sikap cemburu wajib ada sebagai bentuk kontrol atas kelanggengan keluarga.
"Misal, si suami boleh mengintip perilaku istri saat keluar rumah (kantor). Jika ada gelagat yang mencurigakan. Begitu juga sebaliknya," pungkasnya.
(Dyah Ratna Meta Novia)