Manusia diciptakan oleh Allah SWT sebagai mahkluk yang paling sempurna di antara makhluk lainnya. Manusia di berikan akal dan pikiran, rasa dan akal budi selain jasad yang sempurna.
Hal ini ditegaskan oleh Allah SWT bahwa manusia diciptakan dalam bentuk yang sebaik-baiknya. Sebagaimana dalam firman-Nya QS.At-Tin ayat 4:
لَقَدْ خَلَقْنَا الْإِنْسَانَ فِي أَحْسَنِ تَقْوِيمٍ
“Sesungguhnya kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya”.
Manusia juga adalah makhluk yang paling mulia dibandingkan makhluk-makhluknya yang lain. Alquran telah memberikan penjelasan mengenai terciptanya manusia. Di dalam Alquran, dijelaskan Adam diciptakan oleh Allah dari tanah yang kering kemudian dibentuk oleh Allah dengan bentuk yang sebaik-baiknya. Setelah sempurna, maka oleh Allah ditiupkan ruh kepadanya maka dia menjadi hidup. Hal ini ditegaskan oleh Allah di dalam firman-Nya :
الَّذِي أَحْسَنَ كُلَّ شَيْءٍ خَلَقَهُ ۖ وَبَدَأَ خَلْقَ الْإِنْسَانِ مِنْ طِينٍ
“Yang membuat segala sesuatu yang Dia ciptakan sebaik-baiknya dan Yang memulai penciptaan manusia dari tanah” ( QS. As-Sajdah : 7 ). Dan dalam Surat Al Hijr ayat 26 disebutkan :
وَلَقَدْ خَلَقْنَا الْإِنْسَانَ مِنْ صَلْصَالٍ مِنْ حَمَإٍ مَسْنُونٍ
“Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia (Adam) dari tanah liat kering (yang berasal) dari lumpur hitam yang diberi bentuk”
Kemudian Allah memberikan Nabi Adam AS seorang pasangan dari jenis yang sama manusia; Hawa untuk menemaninya hidup di bumi setelah Adam tergelincir dalam tipu daya setan memakan buah Khuldi di surga. Allah menjelaskan dalam surat An-Nisa ayat 1 :
يٰٓاَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوْا رَبَّكُمُ الَّذِيْ خَلَقَكُمْ مِّنْ نَّفْسٍ وَّاحِدَةٍ وَّخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالًا كَثِيْرًا وَّنِسَاۤءً ۚ وَاتَّقُوا اللّٰهَ الَّذِيْ تَسَاۤءَلُوْنَ بِهٖ وَالْاَرْحَامَ ۗ اِنَّ اللّٰهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيْبًا
"Hai sekalian manusia, bertaqwalah kepada Tuhanmu yang telah menciptakan kamu dari seorang diri, dan dari padanya Allah menciptakan isterinya, dan daripada keduanya Allah memperkembangbiakkan laki-laki dan perempuan yang sangat banyak...".
Allah telah menciptakan manusia begitu sangat sempurnanya dengan modalitas yang luar biasa mulai dari penglihatan, pendengaran, penciuman, pengecapan dan perabaan.
Disamping akal dan pikiran serta rasa. Dengan akal pikirannya, maka manusia mampu berfikir menyelesaikan problem yang ia hadapi. Manusia mampu menciptakan pesawat terbang, mobil, kapal laut, bahkan membuat pesawat antariksa yang membawanya pergi ke ruang angkasa.
Semuanya membuat manusia menjadi congkak dan sombong tanpa terkendali seolah-olah manusia menjadi raja diraja di alam semesta ini. Ego manusia begitu tinggi seolah-olah dialah pemilik alam semesta ini dan tiada sesuatupun yang mampu mengalahkannya. Benarkan demikian …?
Mari kita renungkan apa yang terjadi beberapa bulan terakhir ini. Kejadian mewabahnya Covid-19 serta merta membungkam kesombongan manusia itu sendiri. Manusia tidak mampu menyelesaikan makhluk kecil berukuran 400 sd 500 mikrometer, bahkan berdasarkan penelitian para ahli bahwa virus covid 19 ini bukanlah suatu makhluk hidup dia hanyalah sejenis protein dan akan berkembang biak apabila masuk ke tubuh manusia sebagai inangnya. Covid-19 akan merusak beberapa organ penting dalam tubuh manusia hingga manusia tidak berdaya atau mati.
Covid-19 ini menjadi pertanda bahwa ternyata manusia sangat kecil kemampuannya untuk segera mampu menangani makhluk kecil ini. Dan kita tentunya sangat mafhum dampak yang ditimbulkan. Manusia tidak bisa berinteraksi lagi diantara mereka secara normal, padahal mereka adalah makhluk sosial.
Mereka harus menjalankan physhical distancing. Beribadah hanya di rumah tidak lagi di masjid, bekerja harus di rumah tidak lagi kantor, belajar harus di rumah, sekolah tutup, bandara tutup, Stasiun kereta juga tutup, rumah makan, mall dan lainnya tutup akibat mahluk mungil ini. Belum lagi dampak secara ekonomi, mahkluk ini ternyata mampu meruntuhkan dan memporak porandakan segi segi ekonomi secara global. Lalu, pantaskah manusia bersikap congkak dan sombong ???
Ego dan Egoisme Manusia
Manusia seringkali membangun perlindungan dalam kecongkakan yang dipicu ego yang dimilikinya. Mereka mengira ego adalah suatu kekuatan. Ego, pada kenyataannya, hanyalah kelemahan buat menyelubungi perasaan rendah diri. Mereka merasa dibutuhkan, dihormati, dicintai, dan diharapkan.
Ego adalah persepsi dan konsepsi individu tentang kepribadian dan harga diri sendiri, yang selanjutnya dapat mempengaruhi keyakinan dirinya dalam berhubungan dengan dunia kenyataan. Sebenarnya ego sulit untuk dijelaskan atau digambarkan. Ego manusia sulit ditentukan karena ego bukanlah satu hal yang spesifik dan terdiri dari banyak keyakinan berbeda yang diperoleh seseorang atas hidupnya. Keyakinan itu bisa beragam dan bahkan kontradiktif.
“Memiliki ego” akan dikaitkan dengan arogansi dan merupakan istilah yang digunakan untuk menggambarkan seseorang yang berpikir bahwa mereka lebih baik daripada yang lain. Keyakinan negatif dan positif itu secara bersama membentuk ego. Manusia yang suka melukai pun akan lebih mudah terluka. Menampilkan ego, apalagi secara demonstratif, akan memancing dan mengusik ego orang lain.