Melunturkan Dosa Tidak Harus dengan Berjabat Tangan

Novie Fauziah, Jurnalis
Senin 25 Mei 2020 04:24 WIB
Share :

Berjabat tangan menjadi ciri khas umat Islam saat Lebaran tiba. Ritual bersalaman saat silaturahim ini diyakini sebagai media saling memaafkan untuk melebur dosa. Namun, di tengah pandemi corona hal ini tak dapat dilakukan. MUI pun menjamin tidak mengurangi makna dan pahalanya.

Sekretaris Jenderal Majelis Ulama Indonesia (MUI) KH Anwar Abbas menyatakan bahwa pahala yang didapatkan oleh setiap orang sama meskipun harus silaturahmi secara virtual. Menurut dia, untuk melunturkan dosa manusia yang paling penting adalah ketulusan saling memaafkan.

"Melunturkan dosa-dosa kita tidak harus dengan berjabat tangan, tapi orang yang kita sakiti itu memaafkan. Tapi memang sikap memaafkan biasanya diiriingi dengan berjabat tangan. Sebagai simbol kesepakatan. Untuk saat ini yang paling penting kerelaan," kata Anwar Abbas.

Pemerintah sendiri telah melarang umat Islam menjalankan tradisi silaturahmi dari rumah ke rumah dan saling berjabat tangan untuk memutus mata rantai penularan virus corona. Tentu, Idul Fitri tanpa saling bertatap muka dan bersalaman terasa janggal. Namun, hal ini harus dilakukan demi kebaikan bersama.

Lagi-lagi, MUI melalui Anwar Abbas menggaransi makna dan pahala silaturahim tetap mengalir meski tanpa ritual meminta maaf langsung dan kembali fitri di hari lebaran ini.

"Tuhan sudah menjanjikan barangsiapa yang menjalani puasa ramadan maka Allah akan mengampuni dosa-dosa terdahulu itu yang diampuni Allah dosa kita kepada-Nya. Dosa kita kepada manusia, Tuhan tidak bisa mengampuninya, yang bisa mengampuni kepada siapa kita berbuat salah. Sehingga waktu Idul Fitri kita menjadi manusia yang suci dan bersih karena dosa kita kepada Allah sudah habis dan kepada sesama diampuni," imbuh Anwar.

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita Muslim lainnya