Februari 2018, saya berkesempatan mendaki Jabal Nur hingga ke mulut Gua Hira, sambil membayangkan perjuangan keras Nabi Muhammad. Cukup melelahkan, tapi menyenangkan karena menyembuhkan rasa penasaran.
Dulu belum ada anak tangga seperti sekarang. Begitu juga sepatu gunung yang memudahkan mendaki. Rasulullah menapaki gunung batu itu dengan sandal kulit dan tongkat. Risikonya tentu saja terpeleset dan terluka. Tak ada pohon untuk berlindung. Panas di siang, dingin menikam tulang saat malam.
Gua Hira jadi saksi bisu turunnya risalah pertama kepada Nabi Muhammad. Ia terus memancarkan aura, menarik peziarah untuk berpikir dan mengenang sejarah perjuangan Nabi dalam membawa risalah Islam.
Tapi, lokasi itu kini tercoreng oleh kelakuan peziarah nakal yang membuang sampah sembarangan dan vandalisme.
(Salman Mardira)