Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Teladan Nabi Muhammad SAW dalam Kehidupan Rumah Tangga

Erha Aprili Ramadhoni , Jurnalis-Sabtu, 11 Oktober 2025 |16:18 WIB
Teladan Nabi Muhammad SAW dalam Kehidupan Rumah Tangga
Teladan Nabi Muhammad SAW dalam Kehidupan Rumah Tangga (Ilustrasi/Ist)
A
A
A

JAKARTA - Nabi Muhammad SAW menjadi teladan bagi umat Islam. Ia memiliki kesempurnaan akhlak, baik dalam beribadah kepada Allah SWT maupun saat berhubungan dengan sesamma manusia. 

Di antara teladan baik Nabi Muhammad adalah kemuliaan akhlaknya dalam menjalani kehidupan rumah tangga yang mestinya bisa ditiru oleh seorang suami. Hal ini adalah mengerjakan pekerjaan rumah sehingga tidak merepotkan istrinya dan bergegas menunaikan ibadah sholat. Hal ini tergambar dalam sebuah hadits : 

عَنِ الْأَسْوَدِ قَالَ: سَأَلْتُ عَائِشَةَ: مَا كَانَ النَّبِيُّ ﷺ يَصْنَعُ فِي بَيْتِهِ؟ قَالَتْ: كَانَ يَكُونُ فِي مِهْنَةِ أَهْلِهِ، فَإِذَا حَضَرَتِ الصَّلَاةُ خَرَجَ إِلَى الصَّلَاةِ

Artinya: “Dari Al-Aswad, ia berkata: Aku bertanya kepada Aisyah: apa yang Rasulullah ﷺ lakukan saat di rumah? Ia menjawab: beliau membantu pekerjaan keluarganya, jika azan berkumandang, beliau keluar (untuk shalat).” (HR Bukhari)

Melansir laman Kemenag, Sabtu (11/10/2025), Syekh Ibnu Allan menjelaskan, makna lafaz mihnati ahlihi dalam hadits tersebut mencakup sejumlah pekerjaan yang dilakukan Nabi saat di rumah. Pekerjaan ini di antaranya memeriksa pakaian dari kutu, memerah susu kambing, menambal baju, menjahit sandal, melayani dirinya sendiri, memberi makan hewan tunggangan, menyapu rumah, mengikat unta, makan bersama pembantu, membantu membuat adonan, dan membawa barang dagangan dari pasar. (Ibnu Allan, Dalilul Falihin lit Thuruqi Riyadhis Shalihin [Beirut, Darul Kitabil Arabi: t.t], juz V, halaman 71)

Di sisi lain, walaupun Nabi Muhammad adalah seorang Rasul yang punya kedudukan tinggi serta dimuliakan dengan wahyu dan mukjizat, beliau tetap membantu keluarga dan mengurus dirinya sendiri tanpa meminta untuk dilayani. 

Menurut Imam Al-Munawi, hal itu menjadi sebuah pelajaran bagi umat Islam agar selalu bersikap rendah hati dan tidak sombong.

وَفِيهِ أَنَّ ٱلْإِمَامَ ٱلْأَعْظَمَ يَتَوَلَّى أُمُورَهُ بِنَفْسِهِ، وَأَنَّهُ مِنْ دَأْبِ ٱلصَّالِحِينَ

Artinya: “Di dalamnya mengandung pelajaran bahwa seorang pemimpin agung itu menangani urusannya sendiri, dan hal tersebut merupakan kebiasaan orang-orang saleh." (Al-Munawi, Faidlul Qadir [Beirut, Darul Kutubil Ilmiyah: 2001] juz V, hal 269-270).

 

Halaman:
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita muslim lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement