Setelah paham, Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wa sallam mulai mendamaikan para suku-suku yang ada. Beliau memulai jalan damainya dengan menggelar sorban dan meletakkan batu Hajar Aswad di atasnya. Kemudian Rasulullah meminta masing-masing pimpinan suku memegang setiap ujung sorban dan mengangkatnya bersamaan sampai ke tempat Hajar Aswad.
Lalu Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wa sallam menurunkan batu itu dari sorban ke tempat semestinya. Semua kepala suku itu pun senang, sebab mereka semua mendapat kehormatan yang sama dan adil dalam memindahkan Hajar Aswad yang sejak beberapa hari mereka perdebatkan.
Baca juga: Ditemukan Manuskrip Lampung yang Mengungkap Sejarah Dakwah Islam
Inilah yang dilakukan Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wa sallam sebelum diangkat menjadi Rasul. Beliau mendamaikan orang yang berselisih. Pintar menenangkan keadaan dan tidak membuat masalah jauh lebih rumit, tapi membuatnya sederhana serta mengakomodasi keinginan semua.
Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wa sallam memiliki kepribadian indah yang selalu mengayomi dan tidak mau menang sendiri. Beliau peduli kemaslahatan orang banyak, bukan mementingkan golongan sendiri.
Baca juga: Mengetahui Kelembutan yang Diajarkan Rasulullah
Sikap itu diberikan Allah Subhanahu wa ta'ala kepada Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wa sallam sebagai persiapan datangnya masa kenabian yang diemban beliau.
ﺍَﻟﻠﻬُﻢَّ ﺻَﻞِّ ﻋَﻠَﻰ ﺳَﻴِّﺪِﻧَﺎ ﻣُﺤَﻤَّﺪٍ ﻭَﻋَﻠَﻰ ﺁﻝِ ﺳَﻴِّﺪِﻧَﺎ ﻣُﺤَﻤَّﺪٍ
Ya Allah, limpahkanlah rahmat kepada junjungan kami Baginda Nabi Muhammad dan keluarga Nabi Muhammad.
Wallahu A'lam.
(Hantoro)