BANYAK sahabat luar biasa yang setia mendampingi Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam dalam mendakwahkan Islam. Kebanyakan mereka mengikuti Rasululullah karena kagum dengan akhlak dan budi pekerti beliau.
Namun, ada pula orang-orang yang penasaran terhadap pandangannya tentang Islam sehingga mereka mencari kebenaran itu sendiri.
Adalah Salman Al-Farisi, salah satu tokoh yang mencari kebenaran hingga ia sendiri akhirnya dapat dipertemukan dengan sosok baginda Nabi Muhammad Shallallahu 'alaihi wasallam. Ia juga yang kelak menjadi salah satu sahabat kebanggaan Rasulullah.
Kecerdasan Salman sendiri diakui sebagai sosok cendekiawan muda, yang ternyata dialah tokoh yang mengusulkan menggali parit pada saat perang khandaq.
Baca juga: Dalil tentang Hari Kiamat, Manusia Harus Waspada
Dikutip dari buku “Karakteristik Perihidup Enam Puluh Shahabat Rasulullah” karya Khalid Muhammad Khalid, disebutkan bahwa Salman berasal dari wilayah Isfahan, di mana dahulu ia menganut agama yang diyakini bersama nenek moyang dan keluarganya secara turun temurun yaitu Majusi.
Berkat fitrahnya yang ingin mencari sebuah kebenaran atas apa yang tidak diyakininya, Salman pun mulai beranjak dari suatu tempat ke tempat lainnya. Dari sinilah, perjuangan Salman dalam keyakinannya untuk mencari sebuah agama yang murni dan benar, dimulai.
Perjalanan tersebut tidaklah mudah. Bahkan dalam perjalanannya, ketika ia sedang berdebat sengit bersama ayahnya karena telah memuji kepercayaan yang lain, dirinya menerima hukuman berupa dirantai kakinya dan dipenjarakan oleh ayahnya sendiri.
Seolah hal itu tidak memengaruhi tekadnya mencari kebenaran, akhirnya ia melarikan diri dari lingkungan keluarganya pergi menuju rombongan yang lain. Ia pernah menganut agama Nasrani, namun merasa ada yang janggal, ia akhirnya berpindah.
Ketika ia bertemu seseorang, ia pula bertanya kepadanya, kemanakah selanjutnya petunjuk yang harus dilalui. Ketika pencarian yang sekian kalinya, seseorang yang shalih yang tinggal di Nasihin tersebut berkata: