Menurut Buya Syakur, manusia saat dalam keramaian, kecerdasannya akan menurun.
"Pada saat manusia menepi dari keramaian, kecerdasan individunya akan muncul. Sebab akan ada dialog antara dirinya dengan hatinya. Apabila engkau tidak merasa nyaman untuk melakukan sesuatu maka jangan disangkal. Karena hatimu lebih tajam dalam memandang daripada matamu. Sebab mata mengalami keterbatasan dalam memandang dan menilai. Mata kita akan berhenti melihat apabila kita sudah mensucikan diri," terang Buya Syakur.
Ketika menepi dari keramaian, Rasulullah SAW juga berpuasa. Hal ini membuktikan bahwasannya orang yang berpuasa, akan membangkitkan rohani kemanusiaannya.
"Orang yang kuat, bukan dilihat dari fisiknya, melainkan dari ruhaninya. Bukan dari kekuatan fisik, melainkan kekuatan berpikirnya. Bahkan ketika berpuasa pun, kepedulian sosial akan muncul. Hal ini membuktikan bahwa Alqur'an diturunkan pada waktu dan orang yang tepat. Karena pada saat itu, ketokohan Nabi Muhammad SAW di Makkah, tidak ada yang meragukan," pungkasnya.
(Salman Mardira)