Masa ujian, cobaan, dan kekhilafahan juga sudah habis masanya. Kemudian, datang kehidupan yang lain, kehidupan baru dan kebangkitan kedua, setelah Allah Yang Mahasuci menciptakan makhluk-Nya hingga waktu yang ditentukan masanya, setelah manusia menjadi khalifah di muka bumi, kemudian Allah ingin melihat apa yang diucapkan, dikerjakan, dan diusahakan manusia sebagai khalifah di sana.
Lalu, bagaimana gambaran terjadinya kiamat? Pada hari kiamat atau hari akhir, bumi akan mengeluarkan isi perutnya, lautan menumpahkan isinya, gunung-gunung berterbangan, langit terbelah, bintang-bintang berguguran, benda-benda langit berjatuhan, dan alam gelap gulita karena matahari tak bersinar lagi.
Baca Juga: Kisah Koruptor saat Perang Badar, Ini Pesan Nabi Muhammad
Alam raya tak lagi dalam harmoni. Tabrakan demi tabrakan pun menjadi keniscayaan. Benturan-benturan itu begitu dahsyat hingga semua yang pernah kasatmata luluh lantak. Kengerian kiamat sungguh tak tertanggungkan.
Pada saat itu, ibu yang menyusui melempar anak yang disusuinya, dan manusia lari pontang-panting, seperti orang mabuk karena kesadaran dan akal mereka mulai tak berfungsi.
Manusia tidak lepas dari rasa takut dan rindu. Mengelola kerinduan dan ketakutan adalah bagian dari pesan Islam yang penting. Dengan itu, manusia terdorong untuk menjadi lebih bijak dan tenang. Hal ini karena Allah Subhanallahu wa ta’ala tidak akan mengabaikan kita selama ridha-Nya menjadi kerinduan kita.
(Vitrianda Hilba Siregar)