Banyak sekali keutamaan-keutamaan menyayangi dan memuliakan anak yatim. Antara lain seperti yang disebutkan pada hadis di atas yaitu akan meraih peluang dekat dengan Rasulullah SAW di surga. Dengan kata lain, pemelihara anak yatim dijamin masuk surga. Jika mereka, para pemelihara anak yatim tidak bisa menjadi teman Rasulullah di surga karena suatu hal tertentu, namun ia akan tetap dijamin masuk surga.
“Orang yang memelihara anak yatim di kalangan umat muslimin, memberikannya makan dan minum, pasti Allah akan masukkan ke dalam surga, kecuali ia melakukan dosa yang tidak bisa diampuni.” (HR. Tirmidzi dari Ibnu Abbas).
Firman Allah Ta'ala :
Sesungguhnya orang-orang yang berbuat kebajikan minum dari gelas (berisi minuman) yang campurannya adalah air kafur. (QS. Al-Insan:5) (yaitu) mata air (dalam surga) yang daripadanya hamba-hamba Allah minum, yang mereka dapat mengalirkannya dengan sebaik-baiknya. (QS. Al-Insan: 6)
Allah dan Rasul-Nya telah menunjukkan besarnya keutamaan dan pahala orang yang meyantuni anak yatim. Islam menempatkan anak yatim dalam posisi yang sangat istimewa.
Secara khusus dalam Al-Qur'an tercatat lebih dari 20 ayat tentang anak yatim, antara lain; QS. Al-An'an ayat 152, QS. Al-Isra' ayat 34, QS. Al-Fajr ayat 17, QS. Ad-Duha ayat 6 dan 9, QS. Al-Ma'un ayat 2, QS. Al-Insan ayat 8, QS. Al-Balad ayat 15, QS. Al-Kahfi ayat 82, QS. Al-Baqarah ayat 83, 177, 215, dan 220, QS. An-Nisa' ayat 2,3,6,8,10,36 dan 127, QS. Al-Anfal ayat 41, dan QS. Al-Hasyr ayat 7.
Ulama memberi penegasam, yang dimaksud dengan anak yatim adalah seorang anak yang ditinggal oleh ayahnya sebelum anak itu mencapai usia dewasa. Keutamaan meyantuni anak yatim adalah yang punya hubungan keluarga dengannya atau anak yatim yang sama sekali tidak punya hubungan keluarga dengannya tapi lebih diistimewakan yang ada hubungan dengan kekeluargaan.
Firman Allah SWT :
"Tahukah kamu apakah jalan yang mendaki lagi sukar itu? (Yaitu) melepaskan budak dari perbudakan, atau memberi makan pada hari kelaparan, (kepada) anak yatim yang ada hubungan kerabat, atau orang yang miskin yang sangat fakir. (QS. Al-Balad: 12-16).