Di dalam masjid yang berusia lebih dari 700 tahun ini, terdapat tiang-tiang kokoh yang dulunya terbuat dari kayu jati dengan sembilan goresan di bagian depan dekat mimbar melambangkan jumlah Walisongo.
"Sekarang diperbagus lagi, tapi tetap tidak merubah (arsitektur) posisinya tetap seperti ini adanya. Bentuk jendela juga tidak dirubah tetap, hanya (dindingnya) ditempel saja dengan granit," ungkap Ahmad.
Ahmad berharap, agar masjid ini tetap dilestarikan oleh pemerintah setempat maupun generasi milenial ke depannya. Selain sebagai salah satu bangunan cagar budaya di Kota Bogor, masjid ini juga saksi bisu perjalanan penyebaran agama Islam di Kota Hujan.
(Vitrianda Hilba Siregar)