JAKARTA - Sosial media memaksa medan dakwah Islam mengalami perubahan. Media online terutama sosial media terutama mampu mengubah model kepengikutan atau jamaah (followers). Jauh sebelum ada era digital dan sosial media, jamaah biasanya berasal dari basis keturunan, kultur, kaderisasi, dan keterlibatan (engagement) dalam aktivitas organsisasi.
Bachtiar Dwi Kurniawan selaku Staff Khusus PP Muhammadiyah menjelaskan,di era digital, perebutan pengaruh, pertarungan gagasan bahkan perekrutan pengikut melibatkan influencer dan buzzer. Influencer dan buzzer dipakai untuk penetrasi dan masifikasi informasi (gagasan-pemikiran-keberpihakanLangkah).
“Semakin massif maka akan semakin mewarnai dan potensi akan diterima dan didukung akan lebih baik,” tuturnya.
Baca Juga: Benarkah Tidak Ada Penyakit Menular Seperti Covid-19 dalam Pandangan Islam?
Maka organisasi masa sekarang ini memiliki beberapa tantangan pertama, ormas membutuhkan literasi media digital yang lebih bagus.
Kedua, Pemimpin dan pengikut ormas harus lebih ekspansif dakwah dan menyebarkan gagasan di dunia maya.
"Ketiga, Kreatifitas menciptakan konten (membungkus isu dan materi dakwah yang menarik). Keempat, Kerja berjejaring-bergandengan melalui media digital bahkan media sosial," ujarnya melansir laman Muhammadiyah, Jumat (25/6/2021).