Ada sebuah dilema yang selalu mengiringi sikap ini, terhadap keberlangsungan karier. Logikanya seseorang akan berpikir, "Bagaimana saya akan dapat promosi kalau saya terus mengkritik kebijakan yang diambil oleh perusahaan? Saya akan dapat promosi dengan bekerja sejalan dengan pemikiran direksi"
Seorang karyawan seharusnya jangan hanya bisa mengikuti apa yang menjadi keinginan atasan tetapi juga harus mampu bersikap kritis atas kebijakan-kebijakan atau keputusan-keputusan yang diambil oleh pihak perusahaan. Sikap seperti ini jangan diartikan sebagai sikap yang memberontak atau bahkan menjilat tetapi benar-benar demi kemajuan perusahaan.
Itu sebabnya penting bagi pemimpin untuk bersikap profesional, yaitu memiliki kemampuan untuk memberi petunjuk kepada bawahan mereka ketika mengerjakan sebuah pekerjaan. Seorang pemimpin yang profesional juga harus mengerti dan meyakini dengan benar semua hal yang berhubungan dengan pekerjaan tersebut.
Selain itu, penting bagi pemimpin untuk memberi pekerjaan sesuai dengan kompetensi dan kemampuan karyawannya. Jika atasan memberikan tugas yang di luar kemampuan bawahan, maka atasan harus ikut membantunya.
Dari Ma'rur bin Suwaid Ra, berkata Rasulullah SAW pada Abu Dzar, "Janganlah kamu beri tugas melebihi batas kemampuan mereka (hamba sahaya). Jika akan kamu tugaskan juga, hendaklah kamu bantu dia." (HR. Muslim).
(Vitrianda Hilba Siregar)