Bukhari meminta maaf kepada ibu gadis itu, menjelaskan bahwa ayah almarhum memintanya untuk memandikannya.
Sang ibu menjawab, “Diharamkan bagimu, dan kehendaknya adalah bahwa saya hadir saat pembasuhannya, dan tidak ada orang asing yang menyentuhnya.”
Sang ibu menangis lagi dan yang mengejutkan, air mata dari tubuh putrinya yang "menangis" juga meningkat.
Bukhari mencoba menenangkan sang ibu dan sekali lagi menyeka mata dari wajah putrinya.
Dia mengatakan kepada pewawancara bahwa saat itu tangisannya berhenti dan jenazah dipindahkan untuk menyelesaikan pemakaman.
(Vitrianda Hilba Siregar)