7. Meninggal dalam pertempuran, jihad fii sabilillah.
Allah Subhaanahu wa Ta’aala berfirman dalam surat Ali Imron (3):169 sebagai berikut:
وَلاَ تَحْسَبَنَّ الَّذِيْنَ قُتِلُوْا فِيْ سَبِيْلِ اللهِ اَمْواَتاً بَلْ اَحْياَءٌ عِنْدَ رَبِّهِمْ يُرْزَقُوْنَ .
“ Janganlah kamu mengira bahwa orang-orang yang meninggal di jalan Allah itu mati, sesungguhnya mereka itu hidup di sisi Allah Subhanahu wa Ta’aala dengan mendapat rezeki “.
8. Mengeluarkan keringat di dahi.
Rasulullah saw bersabda dalam hadits dari Buraidah bin Hashib ra riwayat Tirmidzi, Nasai dan Ibnu Majah :
مَوْتُ الْمُؤمِنِ بَعَرَقِ الْجَبِيْنِ
“ Meninggalnya seorang mukmin ditandai dengan keringatnya di dahi “.
9. Meninggal karena sedang ribath (menjaga wilayah perbatasan) di jalan Allah SWT.
Rasulullah saw bersabda dalam hadits dari Salman Al Farisi Ra :
رِباَطُ يَوْمٍ وَلَيْلَةٍ خَيْرٌ مِنْ صِياَمِ شَهْرٍ وَقِياَمِهِ وَاِنْ ماَتَ جَرَى عَلَيْهِ عَمَلُهُ اَلَّذِيْ كاَنَ يَعْمَلُه وَأُجْرِيَ عَلَيْهِ رِزْقُهُ وَأَمِنَ الْفَتاَنَ
“ Berjaga-jaga sehari semalam (di daerah perbatasan) lebih baik dari pada puasa beserta shalat malamnya selama satu bulan.Seandainya ia meninggal maka pahala amalnya yang telah ia perbuat akan terus mengalir dan akan diberikan rezki baginya dan ia terjaga dari fitnah “. (HR Muslim no 1913).
Wallahu “alam bish shawab.
(Vitrianda Hilba Siregar)