Surat Al Baqarah Ayat 187: Tiga Faedah Luar Biasa Puasa Ramadan

Komaruddin Bagja, Jurnalis
Sabtu 21 Mei 2022 03:21 WIB
Ilustrasi Alquran Surat Al Baqarah Ayat 187. (Foto: Shutterstock)
Share :

SURAT Al Baqarah Ayat 187 memiliki banyak faedah di dalamnya. Ada tiga faedah yang membahas berkaitan dengan puasa Ramadan. Pertama, waktu sahur; kedua, kondisi junub saat masuk waktu subuh; dan ketiga, menyegerakan waktu berbuka puasa.

وَكُلُوا وَاشْرَبُوا حَتَّى يَتَبَيَّنَ لَكُمُ الْخَيْطُ الْأَبْيَضُ مِنَ الْخَيْطِ الْأَسْوَدِ مِنَ الْفَجْرِ ثُمَّ أَتِمُّوا الصِّيَامَ إِلَى اللَّيْلِ

“Dan makan minumlah hingga terang bagimu benang putih dari benang hitam, yaitu fajar. Kemudian sempurnakanlah puasa itu sampai (datang) malam.” (QS. Al-Baqarah: 187).

Ketika turun ayat tersebut ada istilah benang putih dan benang hitam.

Dari Sahl bin Sa’ad radhiyallahu ‘anhu, ia berkata,

وَأُنْزِلَتْ ( وَكُلُوا وَاشْرَبُوا حَتَّى يَتَبَيَّنَ لَكُمُ الْخَيْطُ الأَبْيَضُ مِنَ الْخَيْطِ الأَسْوَدِ ) وَلَمْ يُنْزَلْ ( مِنَ الْفَجْرِ ) وَكَانَ رِجَالٌ إِذَا أَرَادُوا الصَّوْمَ رَبَطَ أَحَدُهُمْ فِى رِجْلَيْهِ الْخَيْطَ الأَبْيَضَ وَالْخَيْطَ الأَسْوَدَ ، وَلاَ يَزَالُ يَأْكُلُ حَتَّى يَتَبَيَّنَ لَهُ رُؤْيَتُهُمَا ، فَأَنْزَلَ اللَّهُ بَعْدَهُ ( مِنَ الْفَجْرِ ) فَعَلِمُوا أَنَّمَا يَعْنِى اللَّيْلَ مِنَ النَّهَارِ

“Ketika turun ayat, ‘Dan makan minumlah hingga terang bagimu benang putih dari benang hitam’, dan belum turun kalimat ‘مِنَ الْفَجْرِ’, dulu kalau seseorang ingin puasa, salah seorang dari mereka mengikat benang putih dan benang hitam pada kedua kakinya. Ia terus makan sampai terang padanya dengan melihat pada kedua benang tadi.

Lantas Allah turunkan setelah itu, ‘مِنَ الْفَجْرِ’, yang dimaksud adalah terbitnya Fajar Shubuh. Akhirnya mereka baru memahami yang dimaksud ayat adalah datangnya siang yang sebelumnya gelap malam.” (HR. Bukhari, no. 4511 dan Muslim, no. 1091).

Sementara Dari ‘Adi bin Hatim radhiyallahu ‘anhu, ia berkata,

لَمَّا نَزَلَتْ ( حَتَّى يَتَبَيَّنَ لَكُمُ الْخَيْطُ الأَبْيَضُ مِنَ الْخَيْطِ الأَسْوَدِ ) عَمَدْتُ إِلَى عِقَالٍ أَسْوَدَ وَإِلَى عِقَالٍ أَبْيَضَ ، فَجَعَلْتُهُمَا تَحْتَ وِسَادَتِى ، فَجَعَلْتُ أَنْظُرُ فِى اللَّيْلِ ، فَلاَ يَسْتَبِينُ لِى ، فَغَدَوْتُ عَلَى رَسُولِ اللَّهِ – صلى الله عليه وسلم – فَذَكَرْتُ لَهُ ذَلِكَ فَقَالَ « إِنَّمَا ذَلِكَ سَوَادُ اللَّيْلِ وَبَيَاضُ النَّهَارِ

“Ketika turun ayat ‘hingga terang bagimu benang putih dari benang hitam’, aku lantas menopang pada tali hitam dan tali putih. Aku menjadikannya di bawah bantalku. Aku terus memandangnya pada malam hari. Namun benang tersebut tidak nampak-nampak. Pagi hari, aku menghadap Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, aku ceritakan yang kualami pada beliau, lantas beliau bersabda, ‘Yang dimaksud ayat adalah gelap malam dan terangnya siang.’” (HR. Bukhari, no. 1916 dan Muslim, no. 1090)

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita Muslim lainnya