MAKKAH - Angka jamaah haji yang sakit dan wafat menjadi sorotan pada pelaksanaan ibadah haji 2022. Meski angka kematian jamaah haji terbilang rendah hingga hari operasional ke-46, namun muncul wacana jamaah haji yang berangkat ke Tanah Suci harus yang benar-benar sehat.
Menanggapi hal ini, Direktur Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah (PHU) Kementerian Agama Hilman Latief menegaskan, tidak ada aturan soal calon jamaah yang mempunyai riwayat penyakit dilarang berangkat haji.
"Kita tidak menentukan sebagai bagian dari seleksi, karena di dalam Undang-Undangnya enggak ada tentang itu," kata Hilman di Makkah, Senin (18/7/2022).
BACA JUGA:Update Haji 2022: Jadwal Lengkap Kepulangan Jamaah Indonesia pada 19 Juli
Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mencatat 39.125 jamaah haji atau 63,2% berisiko tinggi mengalami sakit.
Kantor Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) Daerah Kerja (Daker) Makkah pun mencatat 15.300 jamaah haji Indonesia 2022 memiliki penyakit penyerta atau komorbid hipertens
Hilman menambahkan, konsep istita'ah (mampu) memang melekat dalam proses haji. Namun, maknanya luas tidak hanya soal mampu secara finansial maupun fisik.
BACA JUGA:Ada yang Protes, Jamaah Haji Hanya Diperbolehkan Bawa 3 Tas saat Pulang ke Tanah Air
"Istita'ah itu kan luas sekali, termasuk kesehatan. Kalau kemarin istita'ah bukan hanya uang ya yang sudah bayar ratusan juta aja enggak bisa berangkat," jelas Hilman.
Untuk itu, pihaknya akan memetakan seluruh jamaah haji yang mempunyai komorbid seperti darah tinggi hingga jantung. Dengan demikian, akan ada treatment khusus bagi jamaah tersebut.
"Nanti kita tidak memperlakukan orang itu sama dengan orang yang tidak punya penyakit bawaan. Ini prinsipnya adalah kita menginginkan dapat membawa jamaah banyak ke Saudi Arabia untuk beribadah dan kita juga membawa mereka kembali ke keluarganya," ujarnya.
Pada musim haji 2022, pemerintah sudah melakukan berbagai cara untuk memantau kondisi kesehatan jamaah yang berisiko tinggi (Risti), baik penggunaan smart watch hingga rompi penurun suhu.
"Nah itulah yang dimaksud dengan bagaimana kita menekan atau mengendalikan tingkat jumlah jamaah yang wafat. Alhamdulillah saat ini sudah mulai banyak terkendali," katanya.
Sebelumnya, Delegasi Amirul Hajj memberi perhatian besar pada kesehatan jamaah haji Indonesia. Hal ini disampaikan Naib Amirul Hajj Zainut Tauhid Sa'adi usai meninjau Kantor Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) Makkah.
Zainut meminta agar screening kesehatan lebih ketat lagi, sehingga jamaah yang berangkat ke Tanah Suci benar-benar sehat.
"Ke depan agar lebih selektif untuk berangkat jamaah haji Indonesia, dipastikan yang berangkat orang-orang yang betul-betul sehat," kata Zainut yang juga menjabat Wakil Menteri Agama, Makkah, Sabtu 2 Juli 2022.
Namun, pemerintah baik Kementerian Agama dan Kementerian Kesehatan kata Zainut tetap memberikan pelayanan kesehatan bagi jamaah haji Indonesia yang sakit.
Sementara itu, Zainut mengakui pelayanan kesehatan haji kali ini sangat baik. Para petugas medis telah mampu memberikan penanganan maksimal bagi pasien.
“Saya menyampaikan apresiasi yang tulus dan setinggi-tingginya pada petugas medis yang bertugas di KKHI yang luar biasa dalam memberikan pelayanan pada jamaah yang mengalami problem kesehatan,” ujar Zainut.
(Arief Setyadi )