Lebih lanjut Luluk menerangkan beberapa dampak positif lain dari kemunculan tren ini yaitu para remaja menjadi lebih memahami kehidupan bersosial. Kreativitas para remaja sebagai content creator di medsos juga meningkat.
Selain itu, keberadaan para remaja ini meningkatkan penghasilan para pedagang kali lima (PKL) yang berada di sekitar Jalan Jenderal Sudirman, Jakarta Pusat.
Baca juga: Kisah Mualaf Dokter Cantik, Dapat Hidayah Usai Lihat Temannya Sujud Sholat
"Selain dampak positif, tentu saja hal ini juga menimbulkan beberapa dampak negatif seperti budaya buang sampah sembarangan dan cara berpakaian yang dinilai terlalu terbuka," ujar dosen kelahiran Jombang itu.
Luluk menjelaskan bahwa untuk melakukan pengurangan dampak negatif, perlu adanya kerja sama dari berbagai pihak, terutama pemerintah. Hal-hal yang bisa dilakukan adalah dengan mengedukasi, mengarahkan, dan pendampingan kepada para remaja agar komunitas ini tetap berlangsung tapi dengan minim dampak buruk.
Baca juga: 7 Amalan Ringan Penghapus Dosa: Mulai Wudhu hingga Sedekah
"Secara keseluruhan, saya memandang bahwa tren ini sebagai hal yang positif. Saya berharap Citayam Fashion Week dapat menjadi komunitas yang dikenal secara positif tidak hanya di Indonesia, tetapi juga di dunia Internasional," ucapnya.
"Saya juga berharap komunitas ini dapat menunjukkan sebuah budaya fashion baru yang memiliki karakter sendiri," pungkasnya.
(Hantoro)