Abu Nawas pun mempersilakan dengan memberikan topinya. Orang tersebut segera melihat ke dalam topi lalu sejenak menatap ke arah Abu Nawas.
Ia kemudian menengok ke orang-orang di sekelilingnya. "Benar aku melihat surga dan bidadari luar biasa sekali," ucap orang itu berbohong.
Dikarenakan takut dikatakan orang yang tidak sholeh dan kurang beriman, jamaah lainnya pun ikut penasaran juga.
"Benarkah? Coba aku ingin melihatnya," ucap jamaah lainnya.
Setelah melihat ke dalam topi Abu Nawas, ia terbelalak lantaran tidak melihat apa-apa. Namun lagi-lagi karena gengsi takut dikatakan orang tidak sholeh dan tidak beriman, dia pun terpaksa berbohong.
"Iya benar aku melihat bidadari yang cantik jelita satu per satu," ujar jamaah lainnya.
Akhirnya semua jamaah mencobanya dan jawabannya pun sama karena gengsi takut dibilang bukan orang sholeh dan kurang beriman.
Sampai tibalah giliran terakhir seorang jamaah yang dikenal pendiam. Ia pun mengambil topi Abu Nawas dan melihat ke dalamnya.
Dia tidak melihat apa-apa, justru mencium bau apek dari topi Abu Nawas. Orang itu langsung melempar topi ke tanah dan berkata dengan sedikit nada jengkel.
"Aku tidak melihat apa-apa. Yang ada bau apek. Lalu kau akan menuduhku orang tidak beriman?" tutur orang itu kepada Abu Nawas.