ABU Nawas masyhur sebagai tokoh sufi yang cerdik dan jenaka. Ia bernama lengkap Abu Ali al Hasan bin Hani al Hakami.
Meski seorang sufi, Abu Nawas yang hidup di zaman Raja Harun Ar-Rasyid dari Dinasti Abbasiyah itu lebih menampakkan diri sebagai seorang yang kontroversial.
BACA JUGA:Abu Nawas Menyuruh Hakim Pura-Pura Mati, Raja Tertawa Terpingkal-pingkal Mengetahuinya
Sikapnya yang tampak nyeleneh tidak lain sebagai bentuk kritik terhadap kondisi maupun situasi sosial yang dinilai timpang.
Sikap kontroverisnya ditampakkan dengan jenaka. Oleh karena itu, kisah kecerdikan dan kelucuan Abu Nawas seakan tidak pernah habis untuk diceritakan.
Pada suatu ketika Abu Nawas bersama beberapa orang temannya sedang duduk bercerita. Setelah mengikuti Sholat Maghrib berjamaah, mereka bercerita tentang kehidupan keagamaan.
Kebetulan mereka menyinggung suatu masalah yang mengatakan bahwa orang buta atau tunanetra itu tidak berdosa karena pintu masuknya dosa tertutup baginya.
BACA JUGA:Kisah Abu Nawas Punya Topi Ajaib, Bisa Terlihat Surga dan Bidadari Cantik!
Alasannya karena matalah yang selalu melihat ke sana kemari yang dapat mendatangkan dosa. Akan tetapi, Abu Nawas tidak menyetujui pendapat tersebut dan berniat akan membuktikannya.
Keesokan harinya Abu Nawas berjalan-jalan dengan maksud untuk bertemu dengan orang buta. Dia ingin membuktikan pendapatnya bahwa orang buta pun dapat pula berbuat dosa.