Membantah Anggapan Sial
Anggapan “merasa sial” atau “thiyarah” adalah keyakinan yang kurang baik bahkan bisa mengantarkan pada kesyirikan. Begitu juga praktok masyarakat yang kurang tepat yaitu yakin adanya hari sial, bulan sial, bahkan keadaan-keadaan yang dianggap sial. Misalnya kejatuhan cicak, suara burung hantu malam hari, dan lain-lainnya.
Keyakinan seperti ini bertentangan dengan ajaran agama Islam, sebab untung dan rugi adalah takdir Allah Subhanahu wa ta'ala dengan hikmah.
Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wassallam menjelaskan bahwa anggapan sial pada sesuatu itu termasuk kesyirikan. Beliau bersabda:
الطِّيَرَةُ شِرْكٌ، وَمَا مِنَّا إِلَّا، وَلَكِنَّ اللهَ يُذْهِبُهُ بِالتَّوَكُّلِ
"Thiyarah (anggapan sial terhadap sesuatu) adalah kesyirikan. Dan tidak ada seorang pun di antara kita melainkan (pernah melakukannya), hanya saja Allah akan menghilangkannya dengan sikap tawakkal." (HR Ahmad, dishahihkan oleh Syekh Al Albani dalam Silsilah Ash-Shahihah nomor 429)
Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wassallam juga bersabda:
لَا عَدْوَى وَلَا طِيَرَةَ، وَيُعْجِبُنِي الْفَأْلُ الصَّالِحُ: الْكَلِمَةُ الْحَسَنَةُ
"Tidak ada (sesuatu) yang menular (dengan sendirinya) dan tidak ada 'thiyarah' sesuatu yang sial (yaitu secara dzatnya), dan aku kagum dengan al-fa’lu ash-shalih, yaitu kalimat (harapan) yang baik." (HR Al Bukhari dan Muslim)
Wallahu a'lam bishawab.
(Hantoro)