Mendengar ucapan istrinya itu, Abu Salamah berkata dengan nada tidak setuju, "Apakah kau mau mematuhiku?"
“Tentu," jawab Ummu Salamah.
"Jika aku sudah meninggal, menikahlah," pinta Abu Salamah.
Abu Salamah pun berdoa untuk istrinya, "Ya Allah, berilah Ummu Salamah sepeninggalku sosok suami yang lebih baik dariku, yang tidak membuatnya sedih dan tidak menyakitinya."
Setelah suaminya meninggal, Ummu Salamah berkata, "Siapa laki-laki yang lebih baik dari Abu Salamah?"
Tidak lama kemudian Rasulullah Shallallahu alaihi wassallam sambil berdiri di depan pintu menyatakan pinangannya kepada keponakan atau anak Ummu Salamah. Menanggapi hal itu, Ummu Salamah berkata, "Aku akan mendatangi Rasulullah sendiri, atau bersama keluargaku." Keesokan harinya Rasulullah melamarnya. (Syamsuddin Adz-Dzahabi, Siyaru A'lamin Nubala, 1982: juz II, halaman 203)
Dalam satu riwayat dijelaskan bahwa setelah suaminya meninggal, Ummu Salamah sowan ke Rasulullah Shallallahu alaihi wassallam. Ummu Salamah kemudian diperintahkan untuk berdoa yang baik-baik untuk suaminya, sebab ucapannya akan diaminkan oleh malaikat.
Ummu Salamah kemudian berdoa sesuai yang diajarkan Rasulullah Shallallahu alaihi wassallam, "Ya Allah, ampunilah aku dan dia (Abu Salamah) dan berilah aku atas kematiannya itu dengan ganti yang lebih baik."