Al Kindi, Muslim Ilmuwan Terkemuka Sekaligus Filsuf Pertama dari Kalangan Islam

Hantoro, Jurnalis
Senin 05 Juni 2023 08:20 WIB
Ilustrasi Muslim ilmuwan terkemuka Al Kindi. (Foto: Istimewa/Okezone)
Share :

AL KINDI merupakan salah satu Muslim ilmuwan paling berpengaruh di dunia. Ia memiliki nama lengkap Abu Yusuf Ya'kub bin Ishak Al Kindi.

Al Kindi adalah salah seorang ilmuwan terkemuka sekaligus orang pertama yang menjembatani ilmuwan Arab dan ilmuwan Yunani, khususnya dalam bidang filsafat.

Dilansir kanal YouTube Askamza Channel, Al Kindi kerap dikenal sebagai Al Kindus oleh orang-orang Barat. Ia berasal dari Arab Selatan dan lahir sekira tahun 809 Masehi di Kufah.

Al Kindi lahir dari keluarga kaya raya dan terhormat. Sejak kecil dia akrab dengan suasana pendidikan. Pendidikannya dimulai dari belajar membaca, menulis, berhitung, hingga menghafal ayat-ayat suci Alquran. 

Memasuki masa remaja, Al Kindi belajar bahasa dan sastra Arab, fikih, serta ilmu alam. Setelah dewasa, ia pindah ke Basrah yakni wilayah Irak untuk menuntut ilmu.

Kala itu Basrah menjadi pusat ilmu pengetahuan. Al Kindi begitu fokus mempelajari ilmu Kimia dan berbagai ilmu lainnya.

Selesai belajar di Basrah, dia melanjutkan kuliahnya di Baghdad. Dalam sejarah hidupnya, selain terkenal menjadi filsuf, Al Kindi juga tersohor sebagai kimiawan, matematikawan, astronom, dokter, geografi, bahkan ahli musik. 

Dalam karya-karyanya, ia banyak menyoroti masalah logika dan matematika. Ia juga menulis ulasan-ulasan atas buku Aristoteles.

Al Kindi adalah filsuf pertama Arab yang memelopori penerjemahan sekaligus mengenalkan tulisan atau karya-karya filsuf Yunani ke dalam dunia Islam, terutama pada abad pertengahan di masa pemerintahan Khalifah Al Makmun.

Dia juga dipandang sebagai filsuf pertama Arab, tidak hanya karena sebagai pencinta pertama kearifan, tetapi juga karena metode, sikap, serta penjagaanya pada bidang-bidang penyelidikan yang baru. 

Kontribusi terbesar yang diberikan Al Kindi adalah terbukanya pintu-pintu filsafat bagi para ilmuwan Muslim. Pasalnya, umat Islam pada zaman dahulu sangat menentang mempelajari ilmu filsafat lantaran khawatir menyebabkan berkurangnya rasa hormat kepada Allah Subhanahu wa ta'ala.

Namun, Al Kindi coba membangun nilai filsafat dan mendesak mereka untuk bertoleransi dengan gagasan-gagasan dari luar Islam.

Al Kindi berhasil menjembatani kesenjangan antara pendekatan-pendekatan intelektual setengah hati dengan sipil filsafat yang keras dari rekan-rekan Muslim sezamannya. Pendekatan dan sikap inilah yang memberinya gelar filsuf.

Pandangan Al Kindi tentang filsafat berbeda dengan filsuf-filsuf Yunani, salah satunya tentang masalah penciptaan yang selalu berkaitan dengan Tuhan. Namun, Al Kindi berhasil melakukan konfrontasi teori 'Ex nihilo nihil fit' yang dikemukakan oleh Aristoteles dengan teori 'Creatio ex nihilo'.

Masalah penciptaan ini ia garap dalam dua buah karyanya yang berjudul 'Filsafat Pertama' serta 'Tentang Keesaan Tuhan dan Keterbatasan Alam Semesta'.

Filsafat Al Kindi tidak hanya terhenti pada tahap filsafat teoritis, akan tetapi juga membahas tentang hakikat jiwa dan sifatnya, politik umum, serta penciptaan teori etika. Pengetahuannya yang luas dan beraneka ragam itu pada akhirnya hanya dapat terlihat dengan sejumlah karya tulisannya. 

Menurut catatan biografi Al Kindi dalam Kitab Al Muntakhab, jelas terlihat bahwa ia merupakan orang pertama yang menjadi termasyhur di antara Muslim di bidang filsafat. Terjemahan-terjemahannya serta koreksi-koreksinya terhadap karya aslinya sendiri menjadikannya sebagai penggerak ilmu pengetahuan untuk melangkah seperti sekarang ini.

Al Kindi adalah orang yang mengenalkan metafisika, psikologi, etika, serta pendekatan yang didasarkan atas metode-metode logika dan ilmiah pada Muslim Arab. Para ilmuwan Arab menganggapnya sebagai pendiri filsafat Muslim Arab, filsuf sempurna, dan pemikir yang bijak.

Karya-karyanya yang luar biasa menempatkannya pada posisi tertinggi di bidang ilmu pengetahuan.

Menurut Al Kindi, agama dan filsafat tidak mungkin bertentangan. Agama di samping sebagai wahyu, juga disampaikan menggunakan akal, demikian pula dengan filsafat. Bagi Al Kindi, filsafat adalah ilmu dari segala ilmu dan kearifan dari segala kearifan.

Filsafat dalam pemahamannya bertujuan untuk memperkuat agama dan merupakan bagian dari agama Islam.

Wallahu a'lam bisshawab

(Hantoro)

Halaman:
Lihat Semua
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita Muslim lainnya