Penyebar Islam setelah Tujuh Wali itu, antara lain ada Habib Husein Alaydrus yang dimakamkam di Luar Batang, Jakarta Utara. Kong Jamirun dimakamkan di Marunda, Jakarta Utara.
Kemudian Datuk Biru, makamnya di Rawabangke, Jatinegara. Habib Alqudsi dari Kampung Bandan, Jakarta Utara. Datuk Tanggoro di Cililitan. Ki Balung Tunggal di Condet, Jakarta Timur.
Di Makkah terdapat Syekh Junaid Al Batawi yang berasal dari Kampung Pekojan, Jakarta Barat. Ia sangat termasyhur karena menjadi imam di Masjidil Haram. Syekh Junaid wafat di Makkah pada 1840 dalam usia 100 tahun.
Di antara murid Syekh Junaid yang sampai kini kitab-kitabnya masih tersebar di dunia Islam adalah Syekh Nawawi Al Bantani.
Sejauh ini penyebaran Islam di Betawi masih menjadi perdebatan. Ada anggapan bahwa proses Islamisasi di Jakarta dan sekitarnya baru terjadi sejak Falatehan, panglima Kerajaan Islam Demak, menaklukkan Sunda Kelapa pada 22 Juni 1527.
Menurut Ridwan, proses Islamisasi di Jakarta dan sekitarnya sudah terjadi jauh lebih awal. Bahkan, lebih dari 100 tahun sebelum kedatangan balatentara Falatehan yang mengusir orang Barat (Portugis) di Teluk Jakarta (sekitar Pasar Ikan).
Islam masuk pada tahun 1412 yang dibawa oleh Syekh Kuro, seorang ulama dari Campa (Kamboja). Pada tahun itu, ia telah membangun sebuah pesantren di Tanjung Puro, Karawang.