Apa yang Dimaksud Anak yang Shalih?
Shalih sendiri berarti:
الْقَائِم بِمَا يَجِب عَلَيْهِ مِنْ حُقُوق اللَّه وَحُقُوق عِبَاده وَتَتَفَاوَت دَرَجَاته
"Orang yang menjalankan kewajiban terhadap Allah dan kewajiban terhadap sesama hamba Allah. Kedudukan shalih pun bertingkat-tingkat." (Demikian kata Ibnu Hajar dalam kitab Fath Al-Bari, 2: 314)
Selanjutnya Nabi Ibrahim dikaruniai anak yang halim.
فَبَشَّرْنَاهُ بِغُلَامٍ حَلِيمٍ
"Maka Kami beri dia kabar gembira dengan seorang anak yang amat sabar."
Apa arti Halim dalam ayat ini? Halim itu mencakup beberapa sifat: (1) Sabar, (2) Berakhlak mulia, (3) Lapang dada, (4) Memaafkan yang berbuat salah padanya.
Doa Nabi Ibrahim untuk meminta anak shalih benar-benar terkabul dengan dikaruniakan Ismail pada beliau.Ketika anak tersebut dewasa dijelaskan selanjutnya:
فَلَمَّا بَلَغَ مَعَهُ السَّعْيَ قَالَ يَا بُنَيَّ إِنِّي أَرَى فِي الْمَنَامِ أَنِّي أَذْبَحُكَ فَانْظُرْ مَاذَا تَرَى قَالَ يَا أَبَتِ افْعَلْ مَا تُؤْمَرُ سَتَجِدُنِي إِنْ شَاءَ اللَّهُ مِنَ الصَّابِرِينَ
"Maka tatkala anak itu sampai (pada umur sanggup) berusaha bersama-sama Ibrahim, Ibrahim berkata, 'Hai anakku sesungguhnya aku melihat dalam mimpi bahwa aku menyembelihmu. Maka pikirkanlah apa pendapatmu?' Ia menjawab, 'Wahai ayahku, kerjakanlah apa yang diperintahkan kepadamu; insya Allah kamu akan mendapatiku termasuk orang-orang yang sabar'."
Ketika Ismail berada dalam usia gulam dan ia telah sampai pada usia sa’ya, yaitu usia di mana anak tersebut sudah mampu bekerja yaitu usia 7 tahun ke atas.
Pada usia tersebut benar-benar Ibrahim sangat mencintainya dan orangtuanya merasa putranya benar-benar sudah bisa mendatangkan banyak manfaat. Saat anaknya seperti itulah Ibrahim mendapatkan ujian berat.
Ayat ini menjadi dalil pula bahwa penglihatan para nabi dalam mimpi adalah wahyu. Dalam hadits mawquf —hanya sampai pada perkataan sahabat Ibnu 'Abbas— disebutkan:
رُؤْيَا الأَنْبِيَاءِ فِي المنَامِ وَحْيٌ
"Penglihatan para nabi dalam mimpi itu wahyu." (Syekh Musthafa Al 'Adawi dalam Tafsir Surat Ash-Shaffaat mengatakan sanad hadits ini dha'if)