Surat Ali Imran Ayat 190-191 Arab, Latin, Terjemahan, dan Tafsirnya

Hantoro, Jurnalis
Selasa 18 Juli 2023 17:18 WIB
Ilustrasi Surat Ali Imran Ayat 190-191 Arab, latin, terjemahan, dan tafsirnya. (Foto: Shutterstock)
Share :

Tafsir Surat Ali Imran Ayat 190

Diriwayatkan dari Aisyah radhiyallahu anha bahwa Rasulullah Shallallahu alaihi wassallam berkata: "Wahai Aisyah, saya pada malam ini beribadah kepada Allah."

Jawab Aisyah radhiyallahu anha, "Sesungguhnya aku senang jika Rasulullah berada di sampingku. Aku senang melayani kemauan dan kehendaknya."

"Tetapi baiklah, aku tidak keberatan. Maka bangunlah Rasulullah Shallallahu alaihi wassallam dari tempat tidurnya lalu mengambil air wudhu, tidak jauh dari tempatnya lalu sholat."

Pada waktu sholat, beliau menangis sampai air matanya membasahi kainnya, karena merenungkan ayat Alquran yang dibacanya.

Setelah sholat, beliau duduk memuji Allah Subhanahu wa Ta'ala dan kembali menangis tersedu-sedu. Kemudian beliau mengangkat kedua belah tangannya berdoa dan menangis lagi dan air matanya membasahi tanah.

Setelah Bilal datang untuk adzan subuh dan melihat Nabi Shallallahu alaihi wassallam menangis, ia bertanya, "Wahai Rasulullah, mengapakah Rasulullah menangis, padahal Allah telah mengampuni dosa Rasulullah, baik yang terdahulu maupun yang akan datang?"

Nabi Shallallahu alaihi wassallam menjawab, "Apakah aku ini bukan seorang hamba yang pantas dan layak bersyukur kepada Allah? Dan bagaimana aku tidak menangis? Pada malam ini Allah telah menurunkan ayat kepadaku."

Selanjutnya beliau berkata, "Alangkah rugi dan celakanya orang-orang yang membaca ini dan tidak memikirkan dan merenungkan kandungan artinya."

Memikirkan pergantian siang dan malam, mengikuti terbit dan terbenamnya matahari, siang lebih lama dari malam dan sabaliknya. Semuanya itu menunjukkan atas kebesaran dan kekuasaan penciptanya bagi orang-orang yang berakal.

Memikirkan terciptanya langit dan bumi, pergantian siang dan malam secara teratur dengan menghasilkan waktu-waktu tertentu bagi kehidupan manusia merupakan satu tantangan tersendiri bagi kaum intelektual beriman.

Mereka diharapkan dapat menjelaskan secara akademik fenomena alam itu, sehingga dapat diperoleh kesimpulan bahwa Tuhan tidaklah menciptakan semua fenomena itu dengan sia-sia. 

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita Muslim lainnya