Kemudian ada kisah luar biasa lainnya yang diceritakan Ummu Salamah, istri Rasulullah Shallallahu alaihi wassallam: "Suatu hari Rasulullah masuk ke rumahku dalam keadaan muka pucat. Aku khawatir jangan-jangan beliau lagi sakit. Aku lalu bertanya: Ya Rasulullah, mengapa wajahmu pucat begitu? Apakah Anda sakit?" Rasulullah menjawab: Aku pucat begini bukan karena sakit, tapi karena ingat uang 7 dinar yang kita dapatkan kemarin. Sore ini uang itu masih ada di bawah kasur dan kita belum menginfakkannya."
Masya Allah, demikianlah bagaimana luar biasanya Rasulullah Shallallahu alaihi wassallam. Beliau pucat pasi bukan karena sakit, bukan karena kurangnya uang dan kekayaan, namun karena ada uang yang masih tersimpan dan belum diinfakkan.
Sungguh Rasulullah Shallallahu alaihi wassallam betul-betul memiliki budi yang sangat luhur. Sejatinya harta bukanlah tujuan, akan tetapi di antara perantara untuk mendekatkan diri kepada-Nya. Kekayaan bukan akhir pencarian, akan tetapi sarana untuk lebih mengabdi kepada-Nya.
Oleh karena itu, Jabir radhiyallahu anhu menuturkan: "Rasulullah Shallallahu alaihi wassallam tidak pernah mengatakan 'tidak' manakala beliau diminta." (HR Bukhari)