Seperti yang dinasihatkan Abu Nawas, Abu Mizan menyiapkan sebuah gentong. Gentong itu diisinya dengan kotoran sapi dan sampah hingga hampir penuh.
Kemudian di atasnya, ia mengoleskan mentega beberapa sentimeter tebalnya.
Gentong itu dibawanya ke hadapan hakim. Saat itu juga hakim yang biasanya sok sibuk, langsung tidak sibuk, dan punya waktu untuk membubuhi tanda tangan pada perjanjian Abu Mizan.
Abu Mizan kemudian bertanya, "Tuan, apakah pantas Tuan Hakim mengambil gentong mentega itu sebagai ganti tanda tangan Tuan?"