SUATU hari ketika ayah Abu Nawas yang merupakan hakim (qadi) istana sedang sakit parah dan kritis. Sang ayah pun memanggil Abu Nawas untuk berbicara empat mata. Abu Nawas datang, kemudian mendapati ayahnya yang sudah sangat lemah.
"Hai anakku, aku sudah hampir mati. Sekarang ciumlah telinga kanan dan telinga kiriku," perintah ayahanda Abu Nawas seperti dikutip dari nu.or.id.
Abu Nawas segera menuruti permintaan sang ayah. Dia mencium telinga kanan ayahnya, ternyata beraroma harum. Sedangkan telinga kiri berbau sangat busuk.
"Bagaimana anakku? Sudah kau cium?" tanya sang ayah.
"Sudah, ayah," jawab Abu Nawas.
"Ceritakan dengan sejujurnya aroma kedua telingaku ini," perintah ayah Abu Nawas.