GUS Baha mengatakan bahwa dalam kehidupan sehari-hari sering ditemukan ucapan silaturahmi. Lalu untuk maksud yang sama, sebagian orang menyebutkan sebagai silaturahim.
Lantas muncul pertanyaan, mana yang benar diucapkan, silaturahmi atau silaturahim? Gus Baha pun memberikan penjelasannya secara jelas.
Dai pemilik nama lengkap KH Ahmad Bahauddin Nursalim ini menerangkannya dalam video ketika sedang memberi kajian kepada para tenaga keraja Indonesia (TKI) di Korea Selatan.
Gus Baha menjelaskan pengucapan silaturahmi dalam bahasa Arab dan Jawa itu berbeda, namun maknanya sama.
"Kalau bahasa Arab itu bisa berbeda dengan bahasa Jawa. Tapi kalau tasrifan tetap sama. Silaturahim itu dari isim fail, (artinya) menyambung kepada orang yang kamu sambungkan. Pokoknya bahasa itu benar semua," papar Gus Baha.
Menurut dia, itu adalah suatu hal yang ringan karena silaturahmi dan silaturahim secara bahasa sama. Gus Baha mengatakan yang terpenting makna sebenarnya, yaitu menyambung unsur pada rahim.
Rasulullah Shallallahu alaihi wassallam membagi silaturahmi pada tiga bagian yang berhak. Masing-masing adalah hak saudara, hak tetangga, hak orang yang seagama atau seiman.
"Makannya, kata Nabi, silaturahmi itu ada tiga. Ada orang yang punya tiga hak, yaitu dia keluarga kamu, dia tetanggamu, dia seagama denganmu," jelas Gus Baha.