Kenapa Jamaah Haji Banyak Tersesat saat di Masjid Nabawi? Sebuah Pengalaman Petugas (1)

Redaksi, Jurnalis
Rabu 11 Oktober 2023 13:20 WIB
Suasana jamaah haji saat berada di area pelataran Masjid Nabawi, Madinah. (Foto: MCH 2023)
Share :

Dan serulah manusia untuk melakukan haji. Mereka akan datang kepadamu dengan bertelanjang kaki atau dengan menunggang unta yang sudah lemah dan mereka akan datang kepadamu dari setiap padang pasir yng jauh letaknya

(QS 22: 27)

Dibukanya kembali perjalanan haji ke Tanah Suci dengan kuota 229.000 jamaah haji (203.320 untuk haji reguler; 17.680 haji khusus; dan tambahan kuota 8.000 jemaah) menuntut persiapan memadai dari seluruh pemangku kepentingan.

Tema Haji Indonesia tahun 2023 adalah Haji Ramah Lansia. Hal ini adalah konsekuesi dari jumlah Jamaah Haji Indonesia Lansia yang sebanyak 66.943 jamaah. Kementerian Agama (Kemenag) pun mempersiapkan semuanya sebaik mungkin.

Petugas dilatih dengan persiapan matang melalui gladi resik yang melibatkan semua tugas dan fungsi (tusi), baik itu layanan lansia, transportasi, konsumsi, media centre, hingga linjam.

Tapi, serapi-rapinya persiapan pasti ada peristiwa baru saat pelaksanaan. Dan itu yang penulis alami saat menjadi petugas haji 2023. Salah satunya terkait dengan kasus jamaah haji yang tersesat atau sulit menemukan jalan pulang dari Masjid Nabawi ke hotel. Meski jaraknya tidak terlalu jauh.

Lalu kenapa sering kali jamaah haji tersesat? Jawaban ini tentu berdasarkan pengalaman saat penulis menjadi petugas haji 2023. Tahun ini, hotel atau tempat pemondokan jamaah haji Indonesia umumnya berada di kawasan di sekitar Masjid Nabawi yang bernama Markaziyah.

Lingkungan ini membentuk sebuah huruf U besar yang melingkupi Masjid Nabawi dan terbentang di sisi Barat masjid. Sebuah lapangan luas menjadi tetenger di antara lingkungan ini dan menjadi pembatas antara hotel-hotel yang berada di arah Janubiyah (Selatan), Syamaliyah (Utara), dan Gharbiyah (Barat).

Agak menjorok ke sisi Barat Laut masjid di tengah lapangan, terdapat sebuah taman yang dipagari besi, Saqifah Bani Sa’adah, tempat para sahabat Nabi dahulu berkumpul pasca nabi wafat membicarakan pergantian estafeta kepemimpinan.

Adapun di sisi Timur Masjid Nabawi adalah pemakaman Baqi. Untuk memudahkan koordinasi dan kerja para petugas dan juga jamaah haji, kawasan ini dibagi menjadi 5 sektor. Mulai sektor 1-5 ditambah sektor khusus Nabawi yang berada di Masjid Nabawi. 

Di sektor 3 tempat penulis bertugas, membawahi tidak kurang 23 hotel tempat jamaah haji Indonesia menginap. Berbeda ketika jamaah haji tinggal di kota Mekkah yang selama kurang lebih 40 hari, di Madinah jamaah hanya tinggal 7-8 hari saja.

Secara fisik, semua hotel di Madinah hanya memiliki ketinggian lantai 10. Tidak lebih. Mengapa demikian? Info yang penulis peroleh sebetulnya untuk memberikan kesempatan yang sama bagi hotel-hotel lain yang letaknya tidak dalam lingkungan Marziqiyah dan berada jauh dari lingkungan ini.

Selain itu, semua hotel di kawasan ini memiliki desain dan arsitektur yang nyaris sama. Yang membedakan barangkali tampilan fasad luar dan jendela-jendelanya. Lorong yang menghubungkan antar hotel nyaris sama dengan desain lengkung tapal kuda.

Nama-nama hotel umumnya tidak diletakkan di atas pintu lobby masuk hotel yang berada di dalam lingkup jalur lorong ini. Tapi berada di luar lorong. Sehingga jamaah yang berjalan di dalam lorong, demi menghindari matahari yang terik, akan melihat semua hotel sama.

Kondisi inilah yang menyebabkan banyak jamaah haji Indonesia tersesat atau bingung mencari hotelnya sepulang dari masjid. Tidak jarang juga penulis menemui jamaah haji negara lain juga tersesat dan bertanya kepada penulis, kadang jamaah dari Iran, Irak, atau Pakistan dan India.

Selain faktor bangunan fisik hotel yang nyaris sama, faktor keamanan masjid nabawi turut berkontribusi pada nyasarnya jamaah haji. Kok bisa? Askar yang bertugas mengatur pergerakan jamaah supaya aliran manusia berjalan lancar, tidak bentrok atau macet yang mebahayakan para jamaah.

Untuk mengatur ini di sekitar masjid dipasangi tali atau barikade dari plastic yang membatasi area tertentu karena di satu titik masjid sudah penuh misalnya. Akibatnya, jamaah haji yang sudah mengingat-ingat jalan pulang ke hotelnya harus lewat pintu ini dan itu, akibat blokade jalur ini mereka harus mengikuti jalur yang sudah ditentukan.

Seringkali mereka akhirnya hilang karena jalur semakin jauh dari titik atau ancer-ancer yang mereka sudah ingat-ingat dari awal. Akhirnya mereka berjalan jauh keluar sektornya.

Hiruk pikuk jamaah haji dari berbagai negara yang sholat di Masjid Nabawi turut membuat jamaah lansia bingung memutuskan harus berjalan ke arah mana untuk pulang ke hotelnya. Ungkapan yang sering didengar antara lain, “hotel saya ke arah sana” ketika diyakinkan oleh petugas arah pulang hotelnya.

Akhirnya untuk meyakinkan, petugas mengantar jamaah lansia tersebut. Bila sektornya berdekatan dengan sektor 3, biasanya diantar sambal berjalan kaki. Tapi bila jauh (sektor 1 atau 5), maka diantar dengan mobil operasional sektor. (Mujadid Rais, Petugas Haji 2023)

(Maruf El Rumi)

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita Muslim lainnya