Dilansir "Buku Pintar Sains dalam Alquran" karya Dr Nadiah Thayyarah, para ahli sejarah meragukan keberadaan kaum Ad, karena mereka belum menemukan jejak historisnya secara pasti.
Kemudian dalam sebuah penelitian melalui misi luar angkasa, sebuah pesawat antariksa dilengkapi radar mampu mendeteksi kedalaman tanah sampai 10 meter.
Ketika radar itu melintas di atas padang pasir Rub' Al-Khali di tenggara Hijaz (kini Arab Saudi), sempat memotret dua lajur bekas sungai kering yang salah satunya melintang dari arah barat ke timur dan satu lagi melintang dari selatan ke utara.
Para ahli yang berasal dari Amerika pun terperangah melihat temuan itu karena gurun tersebut dikenal sebagai salah satu tempat paling kering dan tandus, sementara di bawahnya terdapat jejak aliran sungai dari masa lalu yang diperkirakan tak terlalu lama.
Lalu dikarenakan pensaran, mereka pun memasang alat yang lebih canggih lagi di antariksa.
Selanjutnya mereka menemukan fakta bahwa kedua bekas sungai itu bermuara dari sebuah danau yang lebarnya mencapai 40 kilometer di tenggara gurun Rub’ Al-Khali.
Radar itu lalu memotret lokasi di antara dua muara sungai dan delta, di mana terdapat sebuah bangunan raksasa yang rasanya sulit ditemukan bandingannya di muka bumi saat ini.